Friday, January 2, 2015

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN

LAPORAN
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
PADA PASIEN ACUTE LYMPHOBLASTIC LEUKEMIA (ALL)
DI RUANG FRESIA 2 RSUP dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Disusun sebagai salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan
di Instalasi Gizi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Program Studi Diploma III Gizi

oleh:
Dessy Nursetiani Rahayu   
P17331111025








KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN GIZI
2014




DAFTAR ISI

                        Halaman



DAFTAR TABEL

            Halaman




BAB I
PENDAHULUAN


            Leukemia merupakan penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik (Rofinda, 2012). Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) merupakan golongan besar leukemia akut dengan sel induk berasal dari sel induk sistem limfoid. Faktor risiko terjadi leukemia adalah kelainan kromosom, bahan kimia, radiasi, faktor hormonal, infeksi virus (Permono, 2010).
Penderita kanker pada umumnya banyak yang mengalami kejadian malnutrisi dan kaheksia. Kekurangan nutrisi (gizi kurang) pada klien penyakit kanker merupakan sindroma yang kompleks yang ditandai oleh anoreksia, penurunan berat badan atropi otot rangka, disfungsi sistem imun dan berbagai perubahan metabolisme. Penyakit kanker (keganasan) dapat menyebabkan berbagai masalah terhadap klien, terutama masalah yang berhubungan dengan masalah nutrisi (Muhsinin dan Deswita, 2012). Tujuan diet penyakit kanker adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal, salah satunya dengan cara memberikan makan yang seimbang sesuai keadaan penyakit serta daya terima pasien (Almatsier, 2005).
Dukungan nutrisi merupakan bagian dari terapi suportif dengan penyakit keganasan. Status nutrisi yang cukup dan terpenuhi sangat berhubungan erat dengan prognosis penyakit yang diderita. Bila status nutrisi baik, maka prognosis penyakit akan menjadi lebih baik pula. Ada beberapa efek potensial dari keganasan terhadap status gizi klien antara lain meliputi:
1.) Kehilangan berat badan (karena berkurangnya asupan makanan, tidak menyukai makanan tertentu karena perubahan ambang pengecapan terhadap komponen dan rasa, meningkatnya kecepatan metabolisme basal, dan meningkatnya glukoneogensis).
2.) Penurunan sintesis protein klien dengan keganasan (kanker) tidak jarang mengalami kaheksia, yang ditandai dengan anoreksia, penurunan berat badan, cepat kenyang, anemia, lemah, kehilangan masa otot (Muhsinin dan Deswita, 2012; Almatsier, 2005).
Pada kasus ini, akan dibahas seorang perempuan berusia 64 tahun yang merupakan pasien rawat inap, yang didiagnosa Acute Limpoblastic Leukemia (ALL) L2, hipokalemia spirius. Berdasarkan hasil screening gizi menggunakan Subjective Global Assesment (SGA) hasilnya C atau perlu assessment gizi lanjut. Hal tersebut ditandai dengan adanya keluhan penurunan berat badan, adanya perubahan intake makanan, perubahan gastrointestinal karena adanya mual dan penurunan nafsu makan, adanya perubahan kapasitas fungsional, dan adanya tingkat stress sedang berhubungan dengan penyakitnya.
Hasil identifikasi diatas memperlihatkan bahwa pasien teridentifikasi resiko gizi atau  pasien beresiko mengalami malnutrisi dan membutuhkan gizi individual. Oleh karena itu, kasus ini dilaporkan untuk dilakukan proses asuhan gizi terstandar (Sumapradja, dkk, 2011).






2.1 Assessment Gizi

2.1.1 Riwayat Klien
a.  Riwayat Personal
  ..............................................................................................................

b.  Riwayat Penyakit
    .....................................

c.  Riwayat Sosial
                 .....................................




2.1.2    Riwayat Terkait Gizi dan Makanan
a.    Asupan Makanan dan Zat Gizi
1)  Riwayat Gizi Sebelum Masuk RS
Asupan makanan pasien ketika sehat (sebelum nafsu makan menurun), Nasi 2-3 kali/hari (1 centong) dengan hewani 3x/minggu (telur, ayam, ikan), nabati 1-3x/hari (tahu, tempe), sayur 5x/minggu (wortel, labu siam, kangkung, lalapan), buah 1x/hari 1 potong sedang (pepaya, melon, semangka). Jarang mengkonsumsi goreng-gorengan, mie, baso, teh celup, tidak menyukai bubur kacang. Tidak mempunyai alergi makanan, terbiasa mengkonsumsi Susu Dancow 3x/hari. 2 minggu SMRS ada penurunan nafsu makan, makanan yang diberikan berbentuk nasi tim campur (tahu, sayuran dicampur) dengan rata rata asupan perhari, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Asupan Makanan di Rumah Saat Sakit Selama 2 Minggu

Zat gizi
Asupan
Kebutuhan
% Asupan
Energi (kkal)
175
1318.24
13.3
Protein (gr)
4
49.43
8.1
Lemak (gr)
1
36.61
2.7
Karbohidrat (gr)
40
197.74
20.2

2)  Riwayat Gizi di Rumah Sakit
Asupan makan pasien pada tanggal 2 Juni 2014 saat di RS dengan makanan berupa nasi tim, didapatkan hasil recall 1x24 jam sebagai berikut:

Tabel 2. Asupan Makanan di Rumah Sakit

Zat gizi
Asupan
Kebutuhan
% Asupan
Energi (kkal)
366.5
1318.24
27.8
Protein (gr)
13.75
49.43
27.8
Lemak (gr)
7
36.61
19.1
Karbohidrat (gr)
67.25
197.74
34.0

b.    Fungsi dan Aktifitas Fisik
Pasien mengaku tidak suka melakukan olah raga. Aktivitas sehari-hari melakukan pekerjaan rumah pada umumnya tapi hanya membantu karena anaknya yang selalu melakukan pekerjaan rumah. Saai ini di rumah sakit aktivitasnya termasuk ringan karena hanya beristirahat di tempat tidur dan terkadang pergi ke kamar mandi.

c.    Pengalaman Diet
Pasien belum pernah menjalani diet dan belum pernah mendapat konseling gizi mengenai makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurka untuk pasien Leukemia. Pasien tidak memilki alergi maupun intoleransi makanan.

d.    Penggunaan Obat-obatan
Pasien mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dari rumah sakit, diantaranya:

Tabel 3. Penggunaan Obat-obatan

Jenis Obat
Indikasi
Efek Samping
Ciprofloxacin 500 mg
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen
Mual, muntah, diare dan sakit perut, sakit kepala, pusing, gelisah, insomnia dan euforia
KSR (Tablet salut film SR 600 mg )

Pengobatan & pencegahan hipokalemia. Dikonsumsi bersamaan dengan makanan
-

2.1.3    Data Antropometri
BB biasanya             : 46,0 kg
BB saat ini                 : 43,7 kg
% penurunan BB      :  5% selama 1 bulan terakhir
   (kehilangan secara signifikan)
            Comparative standar: 5%   = kehilangan secara signifikan
                                                   >5% = kehilangan yang berat
                                                   (Adult Enteral and Parenteral Nutrition Handbook, 2011)
TB                               : 144,0 cm
IMT                              :  43,7   = 21,07
                                                   (1,442)
            Status gizi                  : Normal
   Standar normal >18.5-25.0 (Depkes,1994)     
2.1.4    Data Biokimia, Tes, dan Prosedur Medis
Hasil pemeriksaan laboratorium pasien tanggal 2 Juni 2014, dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Nilai normal
Kesimpulan
Hemoglobin

7.6

12-16 gr/dL
Rendah
Leukosit

94300

4400-11300/mm3
Tinggi
Trombosit

83000

150000-450000/mm3
Rendah
Ureum

16

15-50 mg/dL
Normal
Kreatinin

0.54

0.5-0.9 mg/dL
Normal
Natrium
136
135-145 mEq/L
Normal
Kalium
2.4
3.6-5.5 mEq/L
Hipokalemia

2.1.5    Pemeriksaan Fisik dan KlinisTerfokus Gizi
Hasil pemeriksaan pasien tanggal 3 Juni 2014, dibawah ini:
·    Hasil pemeriksaan fisik yaitu konjungtiva pucat, badan panas, lemah, mengeluh adanya mual setiap mau makan, nafsu makan menurun, adanya sakit menelan.
·    Hasil pemeriksaan klinis sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Nilai normal
Kesimpulan
Tekanan darah

100/70 mmHg

120/80 mmHg
Rendah
Nadi
100x/mnt
80-100x/mnt
Normal
Respirasi Rate
20x/mnt
14-20x/mnt
Normal
Suhu
38.40C
35-370C
Demam

 

2.2 Diagnosa Gizi

2.2.1 Domain Intake
NI. 2.1 Asupan oral tidak adekuat (P) berkaitan dengan adanya mual setiap makan, nafsu makan menurun, dan sakit menelan (E) ditandai dengan asupan di RS Energi 366,5 kkal (27.8%), Protein 13.75 gram (27.8%), Lemak 7 gram (19.1%), dan Karbohidrat 67.25 gram (34.0%), dan adanya penurunan BB 5% selama 1 bulan terakhir (S).

2.3 Intervensi Gizi

2.3.1   Rencana Intervensi Gizi
a.  Tujuan
-       Meningkatkan asupan dengan cara memberikan makanan sesuai kebutuhan dan kondisi pasien secara bertahap

b.  Strategi
1)  Prinsip dan Syarat Diet
-  Energi sesuai kebutuhan dan berdasarkan umur, BB, TB, ditambah faktor aktivitas, faktor injury, diberikan secara bertahap mulai dari kebutuhan basal
-  Protein diberikan 15% dari total energi
-  Lemak diberikan 25% dari total energi
-  Karbohidrat diberikan 60% dari total energi
-  Makanan lunak (mudah dicerna)

2)  Preskripsi diet
-  Jenis diet       : Diet Seimbang
-  Bentuk           : Makanan Lunak (Tim)
-  Route             : Oral
-  Frekuensi      : 3x Makanan utama, 2x snack


3)  Perhitungan Kebutuhan
Rumus Mifflin
BEE             = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) – 161       
                     = (10 x 43,7) + (6,25 x 144) – (5 x 64) – 161
                     = 856 kkal
TEE             = BEE x FA x FI
                     = 856 x 1,1 x 1,4
                     = 1318,24 kkal
Protein        = 15% x 1318,24 /4        = 49,43   gram
Lemak        = 25% x 1318,24 /9        = 36,61   gram
Karbohidrat = 60% x 1318,24 /4       = 197,74 gram
4)    Rancangan Diet Sehari
Rancangan diet untuk hari ke-1 dibuat mulai dari pemenuhan kebutuhan basal terlebih dahulu.

Tabel 6. Rancangan Diet Sehari

Bahan Makanan
P
E (kkal)
P (gr)
L (gr)
KH (gr)
Makanan pokok/ Nasi tim
1.5
262.5
6
-
60
Hewani rendah lemak
0.5
25
3.5
1
-
Hewani lemak sedang
1
75
7
5
-
Nabati
1.5
112.5
7.5
4.5
10.5
Sayur B
1.5
37.5
1.5
-
7.5
Buah
2
100
-
-
24
Snack
2
220
4
2
25
Minyak
2
100
-
10
-
Jumlah
932.5
29.5
22.5
127
Kebutuhan Basal
856.0
32.1
23.8
128.4
Persentase (%)
108.9
91.9
94.6
98.9

5)  Distribusi Makanan

Tabel 7. Distribusi Makanan

Bahan Makanan
P
Makan Pagi
Snack pagi
Makan siang
Snack sore
Makan malam
Mak.pokok
  1½
½
½
½
Hewani RL
½
½

Hewani LS
1
½
½
Nabati
1½
½
½
½
Sayur B
1½
½
½
½
Buah
2
1
1
Snack
2
1
1

Minyak
2
½
1
½

c.  Rencana Monitoring dan Evaluasi

Tabel 8. Rencana Monitoring dan Evaluasi

No
Indikator
Target
Rencana
1
Asupan makanan
Makanan yang disajikan
dihabiskan 100%
Dimonitor setiap hari
2
Berat Badan
Berat badan pasien meningkat dari hari pertama intervensi
Dimonitor
hari ke-3
3
Fisik dan klinis
Mual dan sakit menelan tidak ada, nafsu makan membaik.
Tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu normal

Dimonitor setiap hari
2.3.2    Implementasi

Monitoring dan evaluasi asupan makanan pasien dilakukan setiap hari selama 3 hari. Sebelum melaksanakan monitoting keluarga pasien diberikan informasi terlebih dahulu mengenai terapi gizi yang akan diberikan, dan melakukan kolaborasi dengan keluarga pasien untuk ikut berperan dalam mendukung tercapainya tujuan terapi gizi yang diberikan. Kolaborasi lainnya dilakukan dengan tenaga medis seperti dengan perawat dan dokter untuk mengetahui data hasil pemeriksaan fisik dan klinis pasien dan perkembangan penyakitnya, juga informasi mengenai gambaran umum penyakit pasien. Selain itu, terdapat juga kolaborasi dengan tenaga non medis seperti dengan petugas pantry pada saat melakukan pemorsian makanan, penyajian, dan pengambilan tempat makanan sesudah di makan pasien.
Makanan yang akan diberikan menggunakan menu standar rumah sakit dengan jumlah porsi sesuai dengan rancangan diet sehari. Setiap makanan yang akan disajikan ditimbang terlebih dahulu dan disesuaikan dengan rancangan diet sehari. Setiap pasien selesai makan, apabila terdapat sisa makanan maka timbang sisa makanan tersebut. Lalu catat setiap asupan makanan pasien, termasuk asupan makanan dari luar rumah sakit. Lakukan analisis hasil intervensi 1x24 jam dengan menghitung asupan pasien untuk mengetahui energi, protein, lemak dan karbohidrat lalu dibandingkan dengan target.
Bersamaan dengan monitoring asupan, dilakukan juga monitoring catatan terbaru pasien mengenai hasil pemeriksaan fisik dan klinis dan perkembangan penyakit pasien (diagnosa dokter). Kemudian pada hari terakhir intervensi melakukan kembali penimbangan berat badan.





2.4 Monitoring dan Evaluasi Gizi

2.4.1   Hasil Monitoring dan Evaluasi Hari Ke-1 (4 Juni 2014)
a.  Monitoring
1)    Asupan Makanan
Hasil monitoring  hari ke-1, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Asupan Makan Hari Ke-1

Hasil
E
(kkal)
P
(gr)
L
(gr)
KH
(gr)
Asupan makanan RS
735
26.8
17.7
114.5
Asupan makanan dari luar
260
14
14
22
Total Asupan
995
40.8
31.7
136.5
Presentase total asupan  dengan  kebutuhan total
75.5%
82,5%
86,59%
69.1%


2)    Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Tabel 10. Hasil Pemeriksaan Fisik Hari ke-1

Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Mual

Sudah tidak ada

Nafsu makan
Mulai meningkat dari hari kemarin
Kesulitan menelan
Masih ada

Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Klinis Hari ke-1

Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Nilai normal
Kesimpulan
Tekanan darah

100/70 mmHg

120/80 mmHg
Rendah
Nadi
88x/mnt
80-100x/mnt
Normal
Respirasi Rate
20x/mnt
14-20x/mnt
Normal
Suhu
36.60C
35-370C
Normal

3)    Pengukuran Berat Badan
Pengukuran berat badan tidak dimonitor pada hari ke-1.

b.  Evaluasi
Asupan hari ke-1 diberikan sesuai dengan kebutuhan basal pasien. Hasil tersebut menunjukan bahwa asupan pasien sudah dapat memenuhi kebutuhan basalnya. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi asupan makanan pasien dari luar berupa susu full cream yang di minum 2x dalam 1x24 jam monitoring hari ke-1. Asupan hari ke-1 ini juga meningkat dari asupan sebelumnya pada saat assessment awal, yaitu energi 75.5%, protein 82,5%, lemak 86,59%, karbohidrat 69.1% dari kebutuhan total. Kemampuan daya terima pasien yang meningkat sehingga target asupan makanan pasien dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, rancangan diet sehari untuk hari ke-2 dilakukan perubahan.
Hasil monitoring pemeriksaan fisik dan klinis yaitu mual sudah tidak ada, terdapat peningkatan nafsu makan, masih terdapat kesulitan menelan, tekanan darah masih rendah tapi respirasi, nadi, dan suhu sudah normal. Sedangkan monitoring berat badan tidak dilakukan pengukuran pada hari ke-1. Diagnosa gizi tidak berubah, terapi gizi dilanjutkan tetapi dilakukan perubahan pada rancangan diet hari ke-2.

Rancangan Diet Sehari
Rancangan diet untuk hari ke-2 dibuat sesuai kebutuhan.

Tabel 12. Rancangan Diet Sehari Hari ke-2

Bahan Makanan
P
E
(kkal)
P
(gr)
L
(gr)
KH
(gr)
Makanan pokok/ Nasi tim
2
350
8
80
Hewani rendah lemak
1
50
7
2
Hewani lemak sedang
1
75
7
5
Nabati
1.5
112.5
7.5
4.5
10.5
Sayur B
1.5
37.5
1.5
7.5
Buah
2
100
24
Susu tinggi lemak
2
288.8
15.6
15.6
24.4
Snack
2
220
4
2
25
Minyak
2
100
-
10
-
Jumlah
1333.8
50.6
39.1
196.4
Total Kebutuhan
1318.24
49.43
36.61
197.74
Persentase (%)
101.18
102.37
106.80
99.32

Distribusi Makanan

Tabel 13. Rancangan Diet Sehari Hari ke-2

Bahan Makanan
P
Makan Pagi
Snack pagi
Makan siang
Snack sore
Makan malam
Mak.pokok
2
½
1
½
Hewani RL
1
1

Hewani LS
1
½
½
Nabati
1½
½
½
½
Sayur B
1½
½
½
½
Buah
2
1
1
Susu
2
1
1
Snack
2
1
1

Minyak
2
½
1
½


2.4.2   Hasil Monitoring dan Evaluasi Hari Ke-2 (5 Juni 2014)
a.    Monitoring
1)    Asupan Makanan
Hasil monitoring  hari ke-2, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14. Asupan Makan Hari Ke-2

Hasil
E
(kkal)
P
(gr)
L
(gr)
KH
(gr)
Kebutuhan total
1318.24
49.43
36.61
197.74
Asupan makanan RS
1062.5
40.8
26.1
163.9
Asupan makanan dari luar
-
-
-
-
Total Asupan
1062.5
40.8
26.1
163.9
Presentase total asupan  dengan  kebutuhan total
80.6%
82,5%
71,3%
82.9%

2)    Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Tabel 15. Hasil Pemeriksaan Fisik Hari ke-2

Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Mual

Sudah tidak ada

Nafsu makan
Meningkat
Kesulitan menelan
Sudah tidak ada

Tabel 16. Hasil Pemeriksaan Klinis Hari ke-2

Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Nilai normal
Kesimpulan
Tekanan darah

100/70 mmHg

120/80 mmHg
Rendah
Nadi
88x/mnt
80-100x/mnt
Normal
Respirasi Rate
20x/mnt
14-20x/mnt
Normal
Suhu
36.50C
35-370C
Normal

3)    Pengukuran Berat Badan
Pengukuran berat badan tidak dimonitor pada hari ke-2.

b.  Evaluasi
Asupan hari ke-2 diberikan sesuai dengan kebutuhan total pasien. Dari hasil monitoring hari ke-2 didapatkan asupan energi 80.6%, protein 82,5%, lemak 71,3%, Karbohidrat 82.9% dari kebutuhan total. Hasil tersebut menunjukan bahwa asupan pasien sudah baik dan meningkat dari hari sebelumnya. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi karena nafsu makan yang membaik dan adanya motivasi dari keluarga. Kemampuan daya terima pasien yang semakin meningkat sehingga target asupan makanan pasien tetap sama seperti rancangan diet sehari untuk hari ke-2. Hasil monitoring pemeriksaan fisik dan klinis yaitu mual dan kesulitan menelan sudah tidak ada, serta nafsu makan meningkat, tekanan darah masih rendah tapi respirasi, nadi, dan suhu sudah normal. Sedangkan monitoring berat badan tidak dilakukan pengukuran pada hari ke-2. Oleh karena itu, diagnosa gizi tidak berubah dan terapi gizi dilanjutkan.

2.4.3   Hasil Monitoring dan Evaluasi Hari Ke-3 (6 Juni 2014)
a.    Monitoring
1)    Asupan Makanan
Hasil monitoring  hari ke-3, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17. Asupan Makan Hari Ke-3

Hasil
E
(kkal)
P
(gr)
L
(gr)
KH
(gr)
Kebutuhan total
1318.24
49.43
36.61
197.74
Asupan makanan RS
1161.5
44.62
33.08
161.02
Asupan makanan dari luar
50
-
-
12
Total Asupan
1211.50
44.62
33.08
185.02
Presentase total asupan  dengan  kebutuhan total
91.90
90.27
90.36
93.57

2)    Pemeriksaan Fisik
Hasil monitoring pemeriksaan fisik pasien sebagai berikut:

Tabel 18. Hasil Pemeriksaan Fisik Hari ke-3

Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Mual

Sudah tidak ada

Nafsu makan
Semakin meningkat
Kesulitan menelan
Sudah tidak ada

Tabel 19. Hasil Pemeriksaan Klinis Hari ke-3

Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan
Nilai normal
Kesimpulan
Tekanan darah

120/70 mmHg

120/80 mmHg
Normal
Nadi
84x/mnt
80-100x/mnt
Normal
Respirasi Rate
20x/mnt
14-20x/mnt
Normal
Suhu
36.50C
35-370C
Normal

3)    Pengukuran Berat badan pasien
Berat badan 42,9 kg

b.  Evaluasi
Asupan hari ke-3 diberikan sesuai dengan kebutuhan total pasien. Dari hasil monitoring didapatkan asupan energi 91,9%, protein 90,3%, lemak 90,4%, Karbohidrat 93.6% dari kebutuhan total. Pasien mendapatkan makanan dari luar berupa buah anggur dan jeruk manis. Hasil tersebut menunjukan bahwa asupan pasien sudah baik dan meningkat dari hari sebelumnya. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi karena nafsu makan yang membaik dan adanya motivasi dari keluarga.
Hasil monitoring pemeriksaan fisik dan klinis yaitu mual dan kesulitan menelan sudah tidak ada serta nafsu makan yang semakin meningkat, dan hasil pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu sudah normal. Hasil pengukuran berat badan pasien yaitu 42,9 kg mengalami penurunan yaitu 0,7 kg (pengukuran awal 43,7 kg).


BAB III
PEMBAHASAN


Asuhan gizi ini dilakukan pada pasien Ny. A berusia 64 tahun. Ny. A ini diagnosa Acute Limpoblastic Leukemia L2 (ALL L2), hipokalemia spirius. Leukemia merupakan penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik (Rofinda, 2012).
Riwayat gizi terkait makanan pasien di rumah pada saat sakit selama 2 minggu, hingga hasil recall 1x24 jam di rumah sakit  asupan makan pasien mengalami penurunan atau asupannya kurang dari kebutuhan. Hal ini diakibatkan karena Ny A mengeluh adanya mual setiap mau makan, nafsu makan menurun, adanya sakit menelan. Selain itu pasien mengalami penurunan BB 5% selama 1 bulan terakhir.
Penyakit kanker ini dapat menyebabkan berbagai masalah terhadap klien, terutama masalah yang berhubungan dengan masalah nutrisi. Masalah tersebut diantaranya kehilangan berat badan karena disebabkan berkurangnya asupan makanan, tidak menyukai makanan tertentu karena perubahan ambang pengecapan terhadap komponen dan rasa, meningkatnya kecepatan metabolisme basal, dan meningkatnya glukoneogensis. Selain itu, adanya penurunan sintesis protein, mengalami kaheksia, yang ditandai dengan anoreksia, penurunan berat badan, cepat kenyang, anemia, lemah, kehilangan masa otot (Muhsinin dan Deswita, 2012).
Berdasarkan pengkajian data diatas, maka diangnosa gizi pada kasus ini yaitu asupan oral tidak adekuat (P) berkaitan dengan adanya mual setiap makan dan nafsu makan menurun (E) ditandai dengan asupan di RS Energi 366,5 kkal (27.8%), Protein 13.75 gram (20.97%), Lemak 7 gram (23.89%), dan Karbohidrat 67.25 gram (33.95%), dan adanya penurunan BB 5% selama 1 bulan terakhir (S).
Terapi gizi yang diberikan kepada Ny A yaitu memberikan makanan sesuai kebutuhan dan kondisi pasien secara bertahap. Pemberian makanan secara bertahap ini dilakukan karena asupan makan pasien pada hasil recall 1x24 jam di rumah sakit sangat kurang yaitu hanya 27.8% dari kebutuhan energi total. Selain itu, untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal, salah satunya dengan cara memberikan makan yang seimbang sesuai keadaan penyakit serta daya terima pasien (Almatsier, 2005).
Jenis diet yang diberikan yaitu diet seimbang, dengan bentuk makanan lunak (tim) route oral yang diberikan 3x makanan utama dan 2x selingan. Hasil perhitungan kebutuhan pasien yaitu energi 1318,24 kkal, Protein 49,43 gram, Lemak 36,61 gram, Karbohidrat 197,74 gram. Jenis diet tersebut diberikan sesuai keadaan pasien, perkembangan penyakit, dan kemampuan untuk menerima makanannya. Jenis makanan atau diet yang diberikan juga memperhatikan nafsu makan, perubahan indra kecap, rasa cepat kenyang, mual, penurunan berat badan dan akibat pengobatan. Sesuai dengan keadaan pasien, salah satunya dapat diberikan secara oral (Almatsier, 2005).
Rancangan diet sehari yang diberikan dimulai dengan pemenuhan kebutuhan basal pasien terlebih dahulu. Kebutuhan basal tersebut yaitu energi 856.0 kkal, Protein 32.1 gram, Lemak 23.8 gram, Karbohidrat 128.4 gram. Hasil terapi gizi yang diberikan kemudian dilakukan  monitoring dan evaluasi selama tiga hari pada asupan makanan pasien (dimonitor setiap hari) dan berat badan (dimonitor pada hari ke-3).
Hasil terapi gizi yang diberikan berdasarkan monitoring dan evaluasi, sebagai berikut: Hasil monitoring asupan makan pasien selama 3 hari dapat dilihat pada grafik 1. Asupan hari ke-1 diberikan sesuai dengan kebutuhan basal pasien. Dari hasil monitoring hari ke-1 didapatkan asupan energi 116.2%, protein 127.5%, lemak 137.8%, Karbohidrat 106.3% dari kebutuhan basal. Hasil tersebut menunjukan bahwa asupan pasien sudah dapat memenuhi kebutuhan basalnya. Kemampuan daya terima pasien yang meningkat sehingga target asupan makanan pasien dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, rancangan diet sehari untuk hari ke-2 dilakukan perubahan menjadi asupan sesuai kebutuhan total pasien.
Grafik 1. Persentase Asupan Makanan Pasien







           






Berdasarkan grafik diatas, asupan makanan pasien selama tiga hari mengalami peningkatan setiap harinya, dan hasil asupan pada hari terakhir yaitu asupan energi 91.90%, protein 90,3%, lemak 90,4%, Karbohidrat 93.57% dari kebutuhan total. Sehingga dapat dikatakan daya terima pasien baik karena pada hari terakhir asupan makanan pasien >80%. Status nutrisi  yang cukup dan terpenuhi sangat berhubungan erat dengan prognosis penyakit yang diderita. Bila status nutrisi baik, maka prognosis penyakit akan menjadi lebih baik pula. (Muhsinin dan Deswita, 2012).
Berdasarkan hasil monitoring fisik dan klinis, pemantauan conjungtiva pasien selama tiga hari tetap terlihat pucat, kondisi pasien masih lemah, akan tetapi keluhan mual sudah tidak ada dan nafsu makan semakin membaik meskipun pada hari ke-3 sempat mengeluh sakit kepala dan panas hilang timbul. Untuk hasil monitor tanda-tanda vital yaitu tekanan darah yang awalnya rendah dan suhu tubuh panas, tapi pada hari ke-3 tekanan darah, respirasi, nadi, dan suhu tubuh semuanya menjadi normal.
Moritoring hasil laboratorium hanya bisa dilakukan pada hari ke-1 saja, apabila dibandingkan dengan hasil hari sebelumnya yaitu hemoglobin tetap rendah, leukosit meningkat, trombosit menurun. Hasil monitoring berat badan pasien hari ke-3 yaitu 42,9 kg mengalami penurunan yaitu 0,7 kg (dari pengkuran awal 43,7 kg).
Hasil diatas memperlihatkan adanya beberapa efek potensial dari keganasan terhadap status gizi klien antara lain meliputi  kehilangan berat badan (Muhsinin dan Deswita, 2012). Hasil yang berbanding terbalik antara asupan makan pasien dengan berat badan, yaitu dimana asupan makan pasien membaik selama 3 hari akan tetapi terjadi penurunan berat badan. Faktor-faktor penyebab terjadinya hal tersebut diantaranya meningkatnya kecepatan metabolisme basal dan meningkatnya glukoneogensis yang terjadi pada penderita kanker (Muhsinin dan Deswita, 2012).
Metabolisme energi berkaitan erat dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. pada penderita kanker metabolisme zat-zat gizi tersebut mengalami perubahan dan berpengaruh terhadap perubahan berat badan. Sel-sel kanker sangat membutuhkan glukosa untuk sumber energi, dimana metabolismenya melalui siklus cori. Peningkatan siklus cori mempunyai peranan dalam terjadinya penurunan berat badan. Peningkatan akan glukosa juga menginisiasi glukogenesis dari protein, dan penurunan berat badan pada penderita kanker sebagian besar juga disebabkan karena deplesi lemak. Selain itu, terdapat pengaruh juga dari kondisi pasien pada penimbangan pertama berbeda dengan penimbangan terakhir, seperti pasien belum BAB pada penimbangan pertama, baju yang dikenakan pada hari pertama lebih tebal, dll.


BAB IV
KESIMPULAN


4.1 Kesimpulan

Asuhan gizi pada Ny. A dengan diagnosa medis Acute Limpoblastic Leukemia L2 (ALL L2) dan hipokalemia spirius ini, ditegakan diangnosa gizi yaitu asupan oral tidak adekuat. Terapi gizi yang diberikan yaitu memberikan makanan sesuai kebutuhan dan kondisi pasien secara bertahap. Rancangan diet sehari yang diberikan dimulai dengan pemenuhan kebutuhan basal hingga kebutuhan total. Hasil monitoring dan evaluasi selama tiga hari pada asupan makanan pasien mengalami peningkatan setiap harinya atau daya terima pasien baik dengan asupan makanan hari terakhir pasien >80%. Hasil monitoring berat badan pasien hari ke-3 mengalami penurunan yaitu 0,7 kg. Hasil yang berbanding terbalik antara asupan makan pasien dengan berat badan dapat dipengaruhi oleh meningkatnya kecepatan metabolisme basal, dan meningkatnya glukoneogensis, kondisi pasien pada penimbangan pertama berbeda dengan penimbangan terakhir, seperti pasien belum BAB pada penimbangan pertama, baju yang dikenakan pada hari pertama lebih tebal, dll.
                       

4.2 Saran

Asuhan gizi pada pasien dengan diagnosa leukemia harus dimonitoring secara berkala terutama untuk asupan makanan dan berat badan pasien, karena penyakit kanker (keganasan) dapat menyebabkan berbagai masalah terhadap klien, terutama masalah yang berhubungan dengan masalah nutrisi. Sebaiknya perlu dilakukan motivasi secara terus menerus pada pasien agar asupan makanan pasien baik, atau makanan yang disediakan rumah sakit dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan dan mempercepat pemulihan kondisi pasien.


DAFTAR PUSTAKA


Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Muhsinin dan Deswita. 2012. Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Gangguan Nutrisi Akibat Kanker melalui Pendekatan Model Adaptasi Roy. Ners Jurnal Keperawatan Volume 8,No 1juni 2012 : 56-64.
Permono, Bambang, dkk. 2010. Leukemia Limfoblastik Akut. diakses di http://kesehatanvegan.com/2010/07/13/leukemia-limfoblastik-akut/ pada tanggal 07 Juni 2012.
Rofinda, Zelly Dia. 2012. Kelainan Hemostasis pada Leukemia. Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; 1(2).
Sumapradja, Miranti Gutawa, dkk. 2011. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta: Persagi-ASDI, Abadi publishing & Printing.

ASUHAN GIZI

. PEMERINTAH DAERAH PROVINSI...................... RSU ............................... FORMULIR CATATAN ASUH...