LAPORAN
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
PADA PASIEN ACUTE LYMPHOBLASTIC LEUKEMIA (ALL)
DI RUANG FRESIA 2 RSUP dr. HASAN
SADIKIN BANDUNG
Disusun
sebagai salah satu tugas Praktik Kerja Lapangan
di
Instalasi Gizi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
Program Studi Diploma III Gizi
oleh:
Dessy Nursetiani Rahayu
P17331111025
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN GIZI
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Leukemia merupakan
penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai dengan penggantian
elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik (Rofinda,
2012). Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) merupakan golongan besar leukemia akut dengan sel induk berasal dari
sel induk sistem limfoid. Faktor risiko terjadi leukemia adalah kelainan
kromosom, bahan kimia, radiasi, faktor hormonal, infeksi virus (Permono, 2010).
Penderita kanker pada umumnya banyak yang mengalami kejadian
malnutrisi dan kaheksia. Kekurangan nutrisi (gizi kurang) pada klien penyakit
kanker merupakan sindroma yang kompleks yang ditandai oleh anoreksia, penurunan
berat badan atropi otot rangka, disfungsi sistem imun dan berbagai perubahan
metabolisme. Penyakit kanker (keganasan)
dapat menyebabkan berbagai masalah terhadap klien, terutama masalah yang
berhubungan dengan masalah nutrisi (Muhsinin dan Deswita, 2012). Tujuan diet
penyakit kanker adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal,
salah satunya dengan cara memberikan makan yang seimbang sesuai keadaan
penyakit serta daya terima pasien (Almatsier, 2005).
Dukungan nutrisi merupakan
bagian dari terapi suportif dengan penyakit keganasan. Status nutrisi yang cukup
dan terpenuhi sangat berhubungan erat dengan prognosis penyakit yang diderita.
Bila status nutrisi baik, maka prognosis penyakit akan menjadi lebih baik pula.
Ada beberapa efek potensial dari keganasan terhadap status gizi klien antara
lain meliputi:
1.) Kehilangan berat badan (karena berkurangnya
asupan makanan, tidak menyukai makanan tertentu karena perubahan ambang
pengecapan terhadap komponen dan rasa, meningkatnya kecepatan metabolisme basal,
dan meningkatnya glukoneogensis).
2.) Penurunan sintesis protein klien dengan
keganasan (kanker) tidak jarang mengalami kaheksia, yang ditandai dengan
anoreksia, penurunan berat badan, cepat kenyang, anemia, lemah, kehilangan masa
otot (Muhsinin
dan Deswita, 2012; Almatsier, 2005).
Pada
kasus ini, akan dibahas seorang perempuan berusia 64 tahun yang merupakan
pasien rawat inap, yang didiagnosa Acute Limpoblastic Leukemia (ALL) L2, hipokalemia spirius. Berdasarkan
hasil screening gizi menggunakan Subjective Global Assesment (SGA)
hasilnya C atau perlu assessment gizi
lanjut. Hal tersebut ditandai dengan adanya keluhan penurunan berat badan,
adanya perubahan intake makanan, perubahan gastrointestinal karena adanya mual
dan penurunan nafsu makan, adanya perubahan kapasitas fungsional, dan adanya
tingkat stress sedang berhubungan dengan penyakitnya.
Hasil
identifikasi diatas memperlihatkan bahwa pasien teridentifikasi resiko gizi
atau pasien beresiko mengalami
malnutrisi dan membutuhkan gizi individual. Oleh karena itu, kasus ini dilaporkan
untuk dilakukan proses asuhan gizi terstandar (Sumapradja, dkk, 2011).
2.1 Assessment Gizi
2.1.1 Riwayat
Klien
a. Riwayat
Personal
..............................................................................................................
b. Riwayat
Penyakit
.....................................
c. Riwayat
Sosial
.....................................
2.1.2
Riwayat Terkait Gizi dan Makanan
a.
Asupan Makanan dan Zat Gizi
1) Riwayat Gizi Sebelum Masuk RS
Asupan makanan pasien ketika
sehat (sebelum nafsu makan menurun), Nasi 2-3 kali/hari (1 centong) dengan
hewani 3x/minggu (telur, ayam, ikan), nabati 1-3x/hari (tahu, tempe), sayur
5x/minggu (wortel, labu siam, kangkung, lalapan), buah 1x/hari 1 potong sedang
(pepaya, melon, semangka). Jarang mengkonsumsi goreng-gorengan, mie, baso, teh
celup, tidak menyukai bubur kacang. Tidak mempunyai alergi makanan, terbiasa
mengkonsumsi Susu Dancow 3x/hari. 2 minggu SMRS ada penurunan nafsu makan, makanan
yang diberikan berbentuk nasi tim campur (tahu, sayuran dicampur) dengan rata
rata asupan perhari, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Asupan Makanan di Rumah Saat Sakit Selama 2 Minggu
Zat
gizi
|
Asupan
|
Kebutuhan
|
%
Asupan
|
Energi (kkal)
|
175
|
1318.24
|
13.3
|
Protein (gr)
|
4
|
49.43
|
8.1
|
Lemak (gr)
|
1
|
36.61
|
2.7
|
Karbohidrat (gr)
|
40
|
197.74
|
20.2
|
2) Riwayat Gizi di Rumah Sakit
Asupan makan pasien pada
tanggal 2 Juni 2014 saat di RS dengan makanan berupa nasi tim, didapatkan hasil
recall 1x24 jam sebagai berikut:
Tabel 2. Asupan Makanan di Rumah Sakit
Zat
gizi
|
Asupan
|
Kebutuhan
|
%
Asupan
|
Energi (kkal)
|
366.5
|
1318.24
|
27.8
|
Protein (gr)
|
13.75
|
49.43
|
27.8
|
Lemak (gr)
|
7
|
36.61
|
19.1
|
Karbohidrat (gr)
|
67.25
|
197.74
|
34.0
|
b.
Fungsi dan Aktifitas Fisik
Pasien mengaku tidak suka
melakukan olah raga. Aktivitas sehari-hari melakukan pekerjaan rumah pada
umumnya tapi hanya membantu karena anaknya yang selalu melakukan pekerjaan
rumah. Saai ini di rumah sakit aktivitasnya termasuk ringan karena hanya
beristirahat di tempat tidur dan terkadang pergi ke kamar mandi.
c.
Pengalaman Diet
Pasien belum pernah menjalani
diet dan belum pernah mendapat konseling gizi mengenai makanan yang dianjurkan
dan tidak dianjurka untuk pasien Leukemia. Pasien tidak memilki alergi maupun
intoleransi makanan.
d.
Penggunaan Obat-obatan
Pasien mengkonsumsi
obat-obatan yang diberikan dari rumah sakit, diantaranya:
Tabel 3. Penggunaan Obat-obatan
Jenis
Obat
|
Indikasi
|
Efek
Samping
|
Ciprofloxacin 500 mg
|
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan
oleh kuman patogen
|
Mual, muntah, diare dan sakit perut, sakit
kepala, pusing, gelisah, insomnia dan euforia
|
KSR (Tablet
salut film SR 600 mg )
|
Pengobatan
& pencegahan hipokalemia. Dikonsumsi bersamaan dengan makanan
|
-
|
2.1.3
Data Antropometri
BB biasanya : 46,0 kg
BB saat ini : 43,7 kg
% penurunan BB : 5% selama 1 bulan terakhir
(kehilangan secara signifikan)
Comparative standar: 5%
= kehilangan secara signifikan
>5% = kehilangan yang berat
(Adult
Enteral and Parenteral Nutrition Handbook, 2011)
TB : 144,0 cm
IMT : 43,7
= 21,07
(1,442)
Status gizi : Normal
Standar normal >18.5-25.0 (Depkes,1994)
2.1.4
Data Biokimia, Tes, dan Prosedur Medis
Hasil pemeriksaan laboratorium
pasien tanggal 2 Juni 2014, dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
|
Hasil pemeriksaan
|
Nilai normal
|
Kesimpulan
|
Hemoglobin
|
7.6
|
12-16 gr/dL
|
Rendah
|
Leukosit
|
94300
|
4400-11300/mm3
|
Tinggi
|
Trombosit
|
83000
|
150000-450000/mm3
|
Rendah
|
Ureum
|
16
|
15-50 mg/dL
|
Normal
|
Kreatinin
|
0.54
|
0.5-0.9 mg/dL
|
Normal
|
Natrium
|
136
|
135-145 mEq/L
|
Normal
|
Kalium
|
2.4
|
3.6-5.5 mEq/L
|
Hipokalemia
|
2.1.5
Pemeriksaan Fisik dan KlinisTerfokus Gizi
Hasil
pemeriksaan pasien tanggal 3 Juni 2014, dibawah ini:
· Hasil
pemeriksaan fisik yaitu konjungtiva pucat, badan panas, lemah, mengeluh adanya
mual setiap mau makan, nafsu makan menurun, adanya sakit menelan.
· Hasil
pemeriksaan klinis sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan
|
Hasil pemeriksaan
|
Nilai normal
|
Kesimpulan
|
Tekanan darah
|
100/70
mmHg
|
120/80 mmHg
|
Rendah
|
Nadi
|
100x/mnt
|
80-100x/mnt
|
Normal
|
Respirasi
Rate
|
20x/mnt
|
14-20x/mnt
|
Normal
|
Suhu
|
38.40C
|
35-370C
|
Demam
|
2.2 Diagnosa Gizi
2.2.1 Domain
Intake
NI. 2.1 Asupan oral tidak adekuat (P)
berkaitan dengan adanya mual setiap makan, nafsu makan menurun, dan sakit menelan
(E) ditandai dengan asupan di RS Energi 366,5 kkal (27.8%), Protein 13.75 gram
(27.8%), Lemak 7 gram (19.1%), dan Karbohidrat 67.25 gram (34.0%), dan adanya
penurunan BB 5% selama 1 bulan terakhir (S).
2.3 Intervensi Gizi
2.3.1
Rencana Intervensi Gizi
a. Tujuan
- Meningkatkan asupan dengan cara memberikan
makanan sesuai kebutuhan dan kondisi pasien secara bertahap
b. Strategi
1) Prinsip
dan Syarat Diet
- Energi sesuai kebutuhan dan berdasarkan
umur, BB, TB, ditambah faktor aktivitas, faktor injury, diberikan secara bertahap mulai dari kebutuhan basal
- Protein diberikan 15% dari total energi
- Lemak diberikan 25% dari total energi
- Karbohidrat diberikan 60% dari total energi
- Makanan lunak (mudah dicerna)
2) Preskripsi
diet
- Jenis
diet : Diet Seimbang
- Bentuk : Makanan Lunak (Tim)
- Route : Oral
- Frekuensi : 3x Makanan utama, 2x snack
3) Perhitungan
Kebutuhan
Rumus Mifflin
BEE = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) – 161
= (10 x 43,7) + (6,25 x 144) – (5 x 64) –
161
= 856 kkal
TEE = BEE x FA x FI
= 856 x 1,1 x 1,4
=
1318,24 kkal
Protein =
15% x 1318,24 /4 = 49,43
gram
Lemak =
25% x 1318,24 /9 = 36,61
gram
Karbohidrat = 60% x 1318,24 /4 =
197,74 gram
4) Rancangan
Diet Sehari
Rancangan diet untuk hari ke-1
dibuat mulai dari pemenuhan kebutuhan basal terlebih dahulu.
Tabel 6. Rancangan Diet Sehari
Bahan Makanan
|
P
|
E (kkal)
|
P (gr)
|
L (gr)
|
KH (gr)
|
Makanan pokok/ Nasi tim
|
1.5
|
262.5
|
6
|
-
|
60
|
Hewani rendah lemak
|
0.5
|
25
|
3.5
|
1
|
-
|
Hewani lemak sedang
|
1
|
75
|
7
|
5
|
-
|
Nabati
|
1.5
|
112.5
|
7.5
|
4.5
|
10.5
|
Sayur B
|
1.5
|
37.5
|
1.5
|
-
|
7.5
|
Buah
|
2
|
100
|
-
|
-
|
24
|
Snack
|
2
|
220
|
4
|
2
|
25
|
Minyak
|
2
|
100
|
-
|
10
|
-
|
Jumlah
|
932.5
|
29.5
|
22.5
|
127
|
|
Kebutuhan
Basal
|
856.0
|
32.1
|
23.8
|
128.4
|
|
Persentase
(%)
|
108.9
|
91.9
|
94.6
|
98.9
|
5) Distribusi
Makanan
Tabel 7. Distribusi Makanan
Bahan
Makanan
|
P
|
Makan Pagi
|
Snack pagi
|
Makan siang
|
Snack sore
|
Makan malam
|
Mak.pokok
|
1½
|
½
|
½
|
½
|
||
Hewani RL
|
½
|
½
|
||||
Hewani LS
|
1
|
½
|
½
|
|||
Nabati
|
1½
|
½
|
½
|
½
|
||
Sayur B
|
1½
|
½
|
½
|
½
|
||
Buah
|
2
|
1
|
1
|
|||
Snack
|
2
|
1
|
1
|
|||
Minyak
|
2
|
½
|
1
|
½
|
c. Rencana
Monitoring dan Evaluasi
Tabel 8. Rencana Monitoring dan Evaluasi
No
|
Indikator
|
Target
|
Rencana
|
1
|
Asupan makanan
|
Makanan yang disajikan
dihabiskan 100%
|
Dimonitor setiap hari
|
2
|
Berat Badan
|
Berat badan pasien meningkat dari hari
pertama intervensi
|
Dimonitor
hari ke-3
|
3
|
Fisik dan klinis
|
Mual dan sakit menelan tidak ada, nafsu
makan membaik.
Tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu
normal
|
Dimonitor setiap hari
|
2.3.2
Implementasi
Monitoring dan evaluasi asupan
makanan pasien dilakukan setiap hari selama 3 hari. Sebelum melaksanakan
monitoting keluarga pasien diberikan informasi terlebih dahulu mengenai terapi
gizi yang akan diberikan, dan melakukan kolaborasi dengan keluarga pasien untuk
ikut berperan dalam mendukung tercapainya tujuan terapi gizi yang diberikan.
Kolaborasi lainnya dilakukan dengan tenaga medis seperti dengan perawat dan
dokter untuk mengetahui data hasil pemeriksaan fisik dan klinis pasien dan perkembangan
penyakitnya, juga informasi mengenai gambaran umum penyakit pasien. Selain itu,
terdapat juga kolaborasi dengan tenaga non medis seperti dengan petugas pantry pada saat melakukan pemorsian
makanan, penyajian, dan pengambilan tempat makanan sesudah di makan pasien.
Makanan yang akan diberikan
menggunakan menu standar rumah sakit dengan jumlah porsi sesuai dengan
rancangan diet sehari. Setiap makanan yang akan disajikan ditimbang terlebih
dahulu dan disesuaikan dengan rancangan diet sehari. Setiap pasien selesai
makan, apabila terdapat sisa makanan maka timbang sisa makanan tersebut. Lalu
catat setiap asupan makanan pasien, termasuk asupan makanan dari luar rumah
sakit. Lakukan analisis hasil intervensi 1x24 jam dengan menghitung asupan
pasien untuk mengetahui energi, protein, lemak dan karbohidrat lalu
dibandingkan dengan target.
Bersamaan dengan monitoring
asupan, dilakukan juga monitoring catatan terbaru pasien mengenai hasil
pemeriksaan fisik dan klinis dan perkembangan penyakit pasien (diagnosa dokter).
Kemudian pada hari terakhir intervensi melakukan kembali penimbangan berat
badan.
2.4 Monitoring dan Evaluasi Gizi
2.4.1 Hasil Monitoring dan Evaluasi Hari Ke-1 (4 Juni 2014)
a. Monitoring
1) Asupan Makanan
Hasil monitoring hari ke-1, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9. Asupan Makan Hari Ke-1
Hasil
|
E
(kkal)
|
P
(gr)
|
L
(gr)
|
KH
(gr)
|
Asupan makanan
RS
|
735
|
26.8
|
17.7
|
114.5
|
Asupan makanan
dari luar
|
260
|
14
|
14
|
22
|
Total Asupan
|
995
|
40.8
|
31.7
|
136.5
|
Presentase total asupan dengan
kebutuhan total
|
75.5%
|
82,5%
|
86,59%
|
69.1%
|
2) Pemeriksaan Fisik dan Klinis
Tabel 10. Hasil Pemeriksaan Fisik Hari ke-1
Pemeriksaan
|
Hasil pemeriksaan
|
Mual
|
Sudah tidak ada
|
Nafsu makan
|
Mulai meningkat
dari hari kemarin
|
Kesulitan menelan
|
Masih ada
|
Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Klinis Hari ke-1
Pemeriksaan
|
Hasil
pemeriksaan
|
Nilai
normal
|
Kesimpulan
|
Tekanan
darah
|
100/70 mmHg
|
120/80 mmHg
|
Rendah
|
Nadi
|
88x/mnt
|
80-100x/mnt
|
Normal
|
Respirasi Rate
|
20x/mnt
|
14-20x/mnt
|
Normal
|
Suhu
|
36.60C
|
35-370C
|
Normal
|
3) Pengukuran Berat Badan
Pengukuran
berat badan tidak dimonitor pada hari ke-1.
b. Evaluasi
Asupan hari ke-1 diberikan
sesuai dengan kebutuhan basal pasien. Hasil tersebut menunjukan bahwa asupan
pasien sudah dapat memenuhi kebutuhan basalnya. Hal tersebut salah satunya
dipengaruhi asupan makanan pasien dari luar berupa susu full cream yang di
minum 2x dalam 1x24 jam monitoring hari ke-1. Asupan hari ke-1 ini juga
meningkat dari asupan sebelumnya pada saat assessment awal, yaitu energi 75.5%,
protein 82,5%, lemak 86,59%, karbohidrat 69.1% dari kebutuhan total. Kemampuan
daya terima pasien yang meningkat sehingga target asupan makanan pasien dapat
ditingkatkan. Oleh karena itu, rancangan diet sehari untuk hari ke-2 dilakukan
perubahan.
Hasil monitoring pemeriksaan
fisik dan klinis yaitu mual sudah tidak ada, terdapat peningkatan nafsu makan, masih
terdapat kesulitan menelan, tekanan darah masih rendah tapi respirasi, nadi,
dan suhu sudah normal. Sedangkan monitoring berat badan tidak dilakukan
pengukuran pada hari ke-1. Diagnosa gizi tidak berubah, terapi gizi dilanjutkan
tetapi dilakukan perubahan pada rancangan diet hari ke-2.
Rancangan
Diet Sehari
Rancangan
diet untuk hari ke-2 dibuat sesuai kebutuhan.
Tabel 12. Rancangan Diet Sehari Hari ke-2
Bahan Makanan
|
P
|
E
(kkal)
|
P
(gr)
|
L
(gr)
|
KH
(gr)
|
Makanan pokok/ Nasi tim
|
2
|
350
|
8
|
80
|
|
Hewani rendah lemak
|
1
|
50
|
7
|
2
|
|
Hewani lemak sedang
|
1
|
75
|
7
|
5
|
|
Nabati
|
1.5
|
112.5
|
7.5
|
4.5
|
10.5
|
Sayur B
|
1.5
|
37.5
|
1.5
|
7.5
|
|
Buah
|
2
|
100
|
24
|
||
Susu tinggi lemak
|
2
|
288.8
|
15.6
|
15.6
|
24.4
|
Snack
|
2
|
220
|
4
|
2
|
25
|
Minyak
|
2
|
100
|
-
|
10
|
-
|
Jumlah
|
1333.8
|
50.6
|
39.1
|
196.4
|
|
Total Kebutuhan
|
1318.24
|
49.43
|
36.61
|
197.74
|
|
Persentase (%)
|
101.18
|
102.37
|
106.80
|
99.32
|
Distribusi
Makanan
Tabel 13. Rancangan Diet Sehari Hari ke-2
Bahan
Makanan
|
P
|
Makan Pagi
|
Snack pagi
|
Makan siang
|
Snack sore
|
Makan malam
|
Mak.pokok
|
2
|
½
|
1
|
½
|
||
Hewani RL
|
1
|
1
|
||||
Hewani LS
|
1
|
½
|
½
|
|||
Nabati
|
1½
|
½
|
½
|
½
|
||
Sayur B
|
1½
|
½
|
½
|
½
|
||
Buah
|
2
|
1
|
1
|
|||
Susu
|
2
|
1
|
1
|
|||
Snack
|
2
|
1
|
1
|
|||
Minyak
|
2
|
½
|
1
|
½
|
2.4.2 Hasil Monitoring dan Evaluasi Hari Ke-2 (5 Juni 2014)
a.
Monitoring
1)
Asupan
Makanan
Hasil monitoring hari ke-2, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14. Asupan Makan Hari Ke-2
Hasil
|
E
(kkal)
|
P
(gr)
|
L
(gr)
|
KH
(gr)
|
Kebutuhan total
|
1318.24
|
49.43
|
36.61
|
197.74
|
Asupan makanan RS
|
1062.5
|
40.8
|
26.1
|
163.9
|
Asupan makanan dari luar
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Total Asupan
|
1062.5
|
40.8
|
26.1
|
163.9
|
Presentase
total asupan dengan kebutuhan total
|
80.6%
|
82,5%
|
71,3%
|
82.9%
|
2)
Pemeriksaan
Fisik dan Klinis
Tabel 15. Hasil Pemeriksaan Fisik Hari ke-2
Pemeriksaan
|
Hasil pemeriksaan
|
Mual
|
Sudah tidak ada
|
Nafsu makan
|
Meningkat
|
Kesulitan menelan
|
Sudah tidak ada
|
Tabel 16. Hasil Pemeriksaan Klinis Hari ke-2
Pemeriksaan
|
Hasil
pemeriksaan
|
Nilai
normal
|
Kesimpulan
|
Tekanan darah
|
100/70 mmHg
|
120/80 mmHg
|
Rendah
|
Nadi
|
88x/mnt
|
80-100x/mnt
|
Normal
|
Respirasi
Rate
|
20x/mnt
|
14-20x/mnt
|
Normal
|
Suhu
|
36.50C
|
35-370C
|
Normal
|
3) Pengukuran Berat Badan
Pengukuran
berat badan tidak dimonitor pada hari ke-2.
b. Evaluasi
Asupan hari ke-2 diberikan
sesuai dengan kebutuhan total pasien. Dari hasil monitoring hari ke-2
didapatkan asupan energi 80.6%, protein 82,5%, lemak 71,3%, Karbohidrat 82.9% dari
kebutuhan total. Hasil tersebut menunjukan bahwa asupan pasien sudah baik dan
meningkat dari hari sebelumnya. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi karena
nafsu makan yang membaik dan adanya motivasi dari keluarga. Kemampuan daya
terima pasien yang semakin meningkat sehingga target asupan makanan pasien tetap
sama seperti rancangan diet sehari untuk hari ke-2. Hasil monitoring
pemeriksaan fisik dan klinis yaitu mual dan kesulitan menelan sudah tidak ada, serta
nafsu makan meningkat, tekanan darah masih rendah tapi respirasi, nadi, dan
suhu sudah normal. Sedangkan monitoring berat badan tidak dilakukan pengukuran
pada hari ke-2. Oleh karena itu, diagnosa gizi tidak berubah dan terapi gizi
dilanjutkan.
2.4.3 Hasil Monitoring dan Evaluasi Hari Ke-3 (6 Juni 2014)
a.
Monitoring
1)
Asupan
Makanan
Hasil monitoring hari ke-3, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17. Asupan Makan Hari Ke-3
Hasil
|
E
(kkal)
|
P
(gr)
|
L
(gr)
|
KH
(gr)
|
Kebutuhan total
|
1318.24
|
49.43
|
36.61
|
197.74
|
Asupan makanan RS
|
1161.5
|
44.62
|
33.08
|
161.02
|
Asupan makanan dari luar
|
50
|
-
|
-
|
12
|
Total Asupan
|
1211.50
|
44.62
|
33.08
|
185.02
|
Presentase total asupan
dengan kebutuhan total
|
91.90
|
90.27
|
90.36
|
93.57
|
2)
Pemeriksaan
Fisik
Hasil monitoring pemeriksaan fisik pasien sebagai
berikut:
Tabel 18. Hasil Pemeriksaan Fisik Hari ke-3
Pemeriksaan
|
Hasil pemeriksaan
|
Mual
|
Sudah tidak ada
|
Nafsu makan
|
Semakin meningkat
|
Kesulitan menelan
|
Sudah tidak ada
|
Tabel 19. Hasil Pemeriksaan Klinis Hari ke-3
Pemeriksaan
|
Hasil
pemeriksaan
|
Nilai
normal
|
Kesimpulan
|
Tekanan darah
|
120/70 mmHg
|
120/80 mmHg
|
Normal
|
Nadi
|
84x/mnt
|
80-100x/mnt
|
Normal
|
Respirasi
Rate
|
20x/mnt
|
14-20x/mnt
|
Normal
|
Suhu
|
36.50C
|
35-370C
|
Normal
|
3)
Pengukuran
Berat badan pasien
Berat badan 42,9 kg
b. Evaluasi
Asupan hari ke-3 diberikan
sesuai dengan kebutuhan total pasien. Dari hasil monitoring didapatkan asupan
energi 91,9%, protein 90,3%, lemak 90,4%, Karbohidrat 93.6% dari kebutuhan
total. Pasien mendapatkan makanan dari luar berupa buah anggur dan jeruk manis.
Hasil tersebut menunjukan bahwa asupan pasien sudah baik dan meningkat dari
hari sebelumnya. Hal tersebut salah satunya dipengaruhi karena nafsu makan yang
membaik dan adanya motivasi dari keluarga.
Hasil monitoring pemeriksaan
fisik dan klinis yaitu mual dan kesulitan menelan sudah tidak ada serta nafsu
makan yang semakin meningkat, dan hasil pemeriksaan tekanan darah, nadi,
respirasi dan suhu sudah normal. Hasil pengukuran berat badan pasien yaitu 42,9
kg mengalami penurunan yaitu 0,7 kg (pengukuran awal 43,7 kg).
BAB III
PEMBAHASAN
Asuhan gizi ini
dilakukan pada pasien Ny. A berusia
64 tahun. Ny. A ini diagnosa Acute
Limpoblastic Leukemia L2 (ALL L2), hipokalemia spirius. Leukemia
merupakan penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai dengan
penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel
leukemik (Rofinda, 2012).
Riwayat gizi terkait makanan pasien di
rumah pada saat sakit selama 2 minggu, hingga hasil recall 1x24 jam di rumah
sakit asupan makan pasien mengalami
penurunan atau asupannya kurang dari kebutuhan. Hal ini diakibatkan karena Ny A
mengeluh adanya mual setiap mau makan, nafsu makan menurun, adanya sakit
menelan. Selain itu pasien mengalami penurunan BB 5% selama 1 bulan terakhir.
Penyakit kanker ini dapat menyebabkan berbagai
masalah terhadap klien, terutama masalah yang berhubungan dengan masalah
nutrisi. Masalah tersebut diantaranya kehilangan berat badan karena disebabkan berkurangnya
asupan makanan, tidak menyukai makanan tertentu karena perubahan ambang
pengecapan terhadap komponen dan rasa, meningkatnya kecepatan metabolisme
basal, dan meningkatnya glukoneogensis. Selain itu, adanya penurunan sintesis
protein, mengalami kaheksia, yang ditandai dengan anoreksia, penurunan berat
badan, cepat kenyang, anemia, lemah, kehilangan masa otot (Muhsinin dan Deswita,
2012).
Berdasarkan pengkajian data diatas, maka
diangnosa gizi pada kasus ini yaitu asupan oral tidak adekuat (P) berkaitan
dengan adanya mual setiap makan dan nafsu makan menurun (E) ditandai dengan
asupan di RS Energi 366,5 kkal (27.8%), Protein 13.75 gram (20.97%), Lemak 7
gram (23.89%), dan Karbohidrat 67.25 gram (33.95%), dan adanya penurunan BB 5%
selama 1 bulan terakhir (S).
Terapi gizi yang diberikan kepada Ny A
yaitu memberikan makanan sesuai kebutuhan dan kondisi pasien secara bertahap.
Pemberian makanan secara bertahap ini dilakukan karena asupan makan pasien pada
hasil recall 1x24 jam di rumah sakit
sangat kurang yaitu hanya 27.8% dari kebutuhan energi total. Selain itu, untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi optimal, salah satunya dengan cara memberikan makan
yang seimbang sesuai keadaan penyakit serta daya terima pasien (Almatsier, 2005).
Jenis diet yang diberikan yaitu diet
seimbang, dengan bentuk makanan lunak (tim) route oral yang diberikan 3x makanan
utama dan 2x selingan. Hasil perhitungan kebutuhan pasien yaitu energi 1318,24
kkal, Protein 49,43 gram,
Lemak 36,61 gram, Karbohidrat 197,74 gram. Jenis diet tersebut diberikan sesuai
keadaan pasien, perkembangan penyakit, dan kemampuan untuk menerima makanannya.
Jenis makanan atau diet yang diberikan juga memperhatikan nafsu makan,
perubahan indra kecap, rasa cepat kenyang, mual, penurunan berat badan dan
akibat pengobatan. Sesuai dengan keadaan pasien, salah satunya dapat diberikan
secara oral (Almatsier, 2005).
Rancangan diet sehari yang diberikan
dimulai dengan pemenuhan kebutuhan basal pasien terlebih dahulu. Kebutuhan
basal tersebut yaitu energi 856.0
kkal, Protein 32.1 gram, Lemak 23.8 gram, Karbohidrat 128.4 gram. Hasil terapi gizi yang diberikan
kemudian dilakukan monitoring dan
evaluasi selama tiga hari pada asupan makanan pasien (dimonitor setiap hari)
dan berat badan (dimonitor pada hari ke-3).
Hasil terapi gizi yang diberikan
berdasarkan monitoring dan evaluasi, sebagai berikut: Hasil monitoring asupan
makan pasien selama 3 hari dapat dilihat pada grafik 1. Asupan hari ke-1
diberikan sesuai dengan kebutuhan basal pasien. Dari hasil monitoring hari ke-1
didapatkan asupan energi 116.2%, protein 127.5%, lemak 137.8%, Karbohidrat
106.3% dari kebutuhan basal. Hasil tersebut menunjukan bahwa asupan pasien
sudah dapat memenuhi kebutuhan basalnya. Kemampuan daya terima pasien yang
meningkat sehingga target asupan makanan pasien dapat ditingkatkan. Oleh karena
itu, rancangan diet sehari untuk hari ke-2 dilakukan perubahan menjadi asupan
sesuai kebutuhan total pasien.
Berdasarkan grafik diatas, asupan makanan
pasien selama tiga hari mengalami peningkatan setiap harinya, dan hasil asupan
pada hari terakhir yaitu asupan energi 91.90%, protein 90,3%, lemak 90,4%,
Karbohidrat 93.57% dari kebutuhan total. Sehingga dapat dikatakan daya terima
pasien baik karena pada hari terakhir asupan makanan pasien >80%. Status nutrisi
yang cukup dan terpenuhi sangat berhubungan erat dengan prognosis
penyakit yang diderita. Bila status nutrisi baik, maka prognosis penyakit akan
menjadi lebih baik pula. (Muhsinin dan
Deswita, 2012).
Berdasarkan hasil monitoring fisik dan
klinis, pemantauan conjungtiva pasien selama tiga hari tetap terlihat pucat,
kondisi pasien masih lemah, akan tetapi keluhan mual sudah tidak ada dan nafsu
makan semakin membaik meskipun pada hari ke-3 sempat mengeluh sakit kepala dan
panas hilang timbul. Untuk hasil monitor tanda-tanda vital yaitu tekanan darah
yang awalnya rendah dan suhu tubuh panas, tapi pada hari ke-3 tekanan darah,
respirasi, nadi, dan suhu tubuh semuanya menjadi normal.
Moritoring hasil laboratorium hanya bisa
dilakukan pada hari ke-1 saja, apabila dibandingkan dengan hasil hari
sebelumnya yaitu hemoglobin tetap rendah, leukosit meningkat, trombosit
menurun. Hasil monitoring berat badan pasien hari ke-3 yaitu 42,9 kg mengalami
penurunan yaitu 0,7 kg (dari pengkuran awal 43,7 kg).
Hasil diatas memperlihatkan adanya beberapa efek potensial dari keganasan terhadap
status gizi klien antara lain meliputi kehilangan
berat badan (Muhsinin dan Deswita, 2012). Hasil yang berbanding terbalik antara asupan
makan pasien dengan berat badan, yaitu dimana asupan makan pasien membaik selama
3 hari akan tetapi terjadi penurunan berat badan. Faktor-faktor penyebab terjadinya hal tersebut diantaranya
meningkatnya kecepatan metabolisme basal dan meningkatnya glukoneogensis yang
terjadi pada penderita kanker (Muhsinin dan Deswita, 2012).
Metabolisme energi
berkaitan erat dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. pada
penderita kanker metabolisme zat-zat gizi tersebut mengalami perubahan dan
berpengaruh terhadap perubahan berat badan. Sel-sel kanker sangat membutuhkan
glukosa untuk sumber energi, dimana metabolismenya melalui siklus cori.
Peningkatan siklus cori mempunyai peranan dalam terjadinya penurunan berat
badan. Peningkatan akan glukosa juga menginisiasi glukogenesis dari protein,
dan penurunan berat badan pada penderita kanker sebagian besar juga disebabkan
karena deplesi lemak. Selain itu, terdapat pengaruh juga dari kondisi pasien
pada penimbangan pertama berbeda dengan penimbangan terakhir, seperti pasien
belum BAB pada penimbangan pertama, baju yang dikenakan pada hari pertama lebih
tebal, dll.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Asuhan gizi
pada Ny. A dengan diagnosa medis Acute
Limpoblastic Leukemia L2 (ALL L2) dan hipokalemia spirius ini, ditegakan
diangnosa gizi yaitu asupan oral tidak adekuat. Terapi gizi yang diberikan yaitu
memberikan makanan sesuai kebutuhan dan kondisi pasien secara bertahap.
Rancangan diet sehari yang diberikan dimulai dengan pemenuhan kebutuhan basal hingga
kebutuhan total. Hasil monitoring dan evaluasi selama tiga hari pada asupan
makanan pasien mengalami peningkatan setiap harinya atau daya terima pasien
baik dengan asupan makanan hari terakhir pasien >80%. Hasil monitoring berat
badan pasien hari ke-3 mengalami penurunan yaitu 0,7 kg. Hasil yang berbanding
terbalik antara asupan makan pasien dengan berat badan dapat dipengaruhi oleh meningkatnya kecepatan metabolisme basal, dan
meningkatnya glukoneogensis, kondisi
pasien pada penimbangan pertama berbeda dengan penimbangan terakhir, seperti
pasien belum BAB pada penimbangan pertama, baju yang dikenakan pada hari
pertama lebih tebal, dll.
4.2 Saran
Asuhan gizi pada pasien
dengan diagnosa leukemia harus dimonitoring secara berkala terutama untuk
asupan makanan dan berat badan pasien, karena penyakit kanker (keganasan) dapat menyebabkan berbagai masalah terhadap
klien, terutama masalah yang berhubungan dengan masalah nutrisi. Sebaiknya
perlu dilakukan motivasi secara terus menerus pada pasien agar asupan makanan
pasien baik, atau makanan yang disediakan rumah sakit dapat dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan dan mempercepat pemulihan kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita.
2005. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Muhsinin dan Deswita.
2012. Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Gangguan Nutrisi Akibat Kanker melalui
Pendekatan Model Adaptasi Roy. Ners Jurnal Keperawatan Volume 8,No 1juni 2012 : 56-64.
Permono,
Bambang, dkk. 2010. Leukemia Limfoblastik Akut. diakses di http://kesehatanvegan.com/2010/07/13/leukemia-limfoblastik-akut/
pada tanggal 07 Juni 2012.
Rofinda, Zelly Dia. 2012. Kelainan Hemostasis pada Leukemia. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2012; 1(2).
Sumapradja, Miranti Gutawa, dkk. 2011. Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta: Persagi-ASDI, Abadi publishing &
Printing.