by Dessy Nursetia
Ayah, putrimu ini sangat
jauh dari kesempurnaan dan mungkin jauh dari yang ayah harapkan. Saya mengakui
tingkah laku saya yang selalu membuat ayah merasa kesal, merasa tidak dihargai,
dan merasa sakit hati. Itu hal yang paling saya takutkan, membuat ayah sedih
adalah hal yang membuat saya merasa menjadi seorang yang paling berdosa dan
merasa tak pantas menjadi anak ayah. Tapi itu semua tidak begitu adanya, bukan
itu maksud saya.. setiap saya bertingkah tidak pernah terlintas sedikitpun
untuk melakukan hal-hal yang dapat membuat ayah sedih, marah, dan kecewa.
Ayah, saya sangat ingin
mengerti ayah.. ingin seperti orang lain bahkan mungkin seperti adik saya yang
dekat dengan ayah.. karena kedekatan saya dengan ayah dapat dikatakan tidak
terlalu dekat, dibandingkan kedekatan saya dengan ibu. Tapi bukan itu maksud
saya, saya hanya merasa lebih nyaman dengan ibu karena sesama perempuan
sehingga merasa perlu bercerita keluh kesah menyelesaikan masalah hanya kepada
ibu. Saya hanya tidak ingin menambah beban ayah ketika harus ikut hawatir
dengan hal-hal yang berhubungan dengan saya. Karena, saya tau tanpa saya cerita
kepada ayah, ayah pun akan tetap menanyakannya kepada ibu.
Ayah, sekarang usia saya
21 tahun.. selama ini pengorbanan ayah sangaaat banyak bahkan sampai detik ini,
dan akan begitu seterusnya. Saya tau ayah tidak pernah sekalipun mengeluh.
Ketika hari itu ayah bersedih karena sudah sampai batas usaha ayah, disanalah
saya merasa sangat sakit hati kepada diri sendiri. Saya merasa menjadi anak
yang tidak berguna karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu ayah,
bahkan uang 100 rupiah pun tak dapat saya hasilkan ketika itu. Sekarang, ketika
saya memutuskan untuk mengabdikan diri di salah satu rumah sakit, saya berharap
agar kehawatiran ayah selama ini terjawab sudah, saya berharap suatu saat saya
akan membuat ayah bahagia dan berkata “saya bukan apa apa tanpa ayah, tanpa doa
ayah, tanpa pengorbanan ayah..”
Ayah, bebebera waktu
tekakhir ini saya mencoba merenungkan apa yang selama ini saya lakukan kepada
ayah. Saya ingin berubah, saya selalu ingin memahami apa isi hati ayah.. Sampai
suatu saat saya menemukan ini, apakah ini isi hati ayah selama ini?
Apa salah ayah, Nak?
Ayah hanya tidak bisa
mengungkapkan rasa sayang secara nyata kepada anak perempuannya..
Ayah hanya ingin
membuatmu tertawa sehingga membuat kata-kata lucu, yang justru hanya membuatmu
semakin kesal..
Ayah hanya tidak
ingin membuatmu sedih, sehingga ayah tidak menunjukan rasa sedih ayah..
Ayah hanya ingin membuat
mu bahagia sehingga ayah bekerja keras dan diam-diam membelikan apa yang kamu
inginkan semampu ayah..
Ayah hanya tak bisa
membedakanmu yang sudah dewasa karena bagi ayah kamu adalah putri kecil ayah..
Ayah hanya tidak ingin membuatmu mudah rapuh, sehingga
ayah sedikit tegas kepadamu..
Ayah hanya tak bisa
menunjukan perhatian dan rasa rindu ayah, sehingga ayah hanya menanyakan
kabarmu mengatas namakan ibumu..
Ayah selalu ingin
melakukan apapun yang membuatmu bahagia..
Ayah hanya ingin tau
apa mau mu...
Ayah
sekarang saya mengerti, ternyata selama ini saya melupakan betapa besarnya
kasih sayang seorang ayah... semoga ini belum terlambat..
Ayah
ada yang sangat ingin saya katakan saat ini...
“TERIMA
KASIH AYAH”