Friday, May 4, 2012

Uji Kuantitatif dan Kualitatif Lemak

1.    Judul Praktikum :
Uji Kuantitatif dan Kualitatif Lemak

2.    Tanggal Praktikum :
Jumat, 13 April 2012

3.    Tujuan Praktikum :
a.    Umum :
Mengidentifikasi sifat-sifat yang terkandung dalam lemak.
b.    Khusus :
1. Menentukan bilangan asam yang terkandung dalam lemak;
2. Menentukan kelarutan lemak dalam suatu indikator:
3. Menentukan pembentukan emulsi pada lemak:
4. Menentukan tingkat keasaman pada lemak;
5. Menentukan kandungan kolesterol pada lemak.

4.    Prinsip
Penentuan Bilangan Asam
Asam lemak bebas yang terdapat dalam lipid/lemak dinetralkan dengan KOH

5.    Reaksi :
Penentuan Bilangan Asam
Asam + KOH              R-COOH  +  KOH            R-COOK +H2O

6.    Tinjauan Pustaka :
Lipid dikenal oleh masyarakat awam sebagai minyak (organik, bukan minyak mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin. Istilah "lipid" mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofob yang esensial dalam menyusun struktur dan menjalankan fungsi sel hidup. Karena nonpolar, lipida tidak larut dalam pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti eter atau kloroform.
Lipida banyak dijumpai di dalam kehidupan sehari-hari. Seperti lipid yang dikandung minyak kelapa dan lain sebagainya. Penting bagi kita untuk mengetahui tentang Lipida dan beberapa hal tentangnya.
Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan penting dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber utama energi dan mengandung lemak esensial. Namun konsumsi lemak berlebihan dapat merugikan kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak jenuh. Dalam berbagai makanan, komponen lemak memegang peranan penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan. Karena itu sulit untuk menjadikan makanan tertentu menjadi rendah lemak (low fat), karena jika lemak dihilangkan, salah satu karakteristik fisik menjadi hilang. Lemak juga merupakan target untuk oksidasi, yang menyebabkan pembentukan rasa tak enak dan produk menjadi berbahaya.
Lemak biasanya dinyatakan sebagai komponen yang larut dalam pelarut organik (seperti eter, heksan atau kloroform), tapi tidak larut dalam air. Senyawa yang termasuk golongan ini meliputi triasilgliserol, diasilgliserol, monoasilgliserol, asam lemak bebas, fosfolipid, sterol, karotenoid dan vitamin A dan D. Fraksi lemak sendiri mengandung campuran kompleks dari berbagai jenis molekul. Namun triasilgliserol merupakan komponen utama sebagian besar makanan, jumlahnya berkisar 90-99% dari total lemak yang ada.
Triasilgliserol merupakan ester dari tiga asam lemak dan sebuah molekul gliserol. Asam lemak yang ditemukan di makanan bervariasi panjang rantainya, derajat ketidakjenuhannya dan posisinya pada molekul gliserol. Akibatnya fraksi triasilgliserol sendiri mengandung campuran kompleks dari berbagai jenis molekul yang berbeda. Masing-masing jenis lemak mempunyai profil lemak yang berbeda yang menentukan sifat fisikokimia dan nutrisinya. Istilah lemak, minyak dan lipid sering digunakan secara berbeda oleh ahli makanan. Umumnya yang dimaksud lemak adalah lipid yang padat, sedangkan minyak adalah lipid yang cair pada suhu tertentu.
Ada berbagai cara untuk menganalisis kadar lemak dalam bahan pangan, baik seara kauntitatif maupun kualitatif. Salah satu contoh analisis kuantitatif yaitu penentuan bilangan asam. Sedangkan analisis kualitatif di antaranya uji kelarutan lemak, uji pembentukan emulsi, uji keasaman minyak, dan uji kolesterol.
Pengukuran keasaman suatu lemak menunjukkan jumlah asam lemak yang dihidrolisis dari triasilgliserol. Asam lemak adalah persentase bobot dari asam lemak tertentu (misalkan persen asam oleat). Bilangan asam didefinisikan sebagai mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak yang ada di 1 g lemak atau minyak. Bilangan asam sering digunakan sebagai indikator kualitas untuk minyak goreng, dengan nilai batas adalah 2 mg KOH/ g minyak.
Uji Kelarutan merupakan uji untuk mengetahui ada atau tidaknya noda dan larut atau tidaknya suatu sampel untuk mngetahui termasuk larutan non polar atupun polar. Dari hasil pengamatan diperoleh: Air, Alkohol Panas, Alkohol Dingin, dan NaCo3 2% ini terdapat noda dan tidak larut pada saat diteteskan minyak, sedangkan kloroform tidak terdapat noda tetapi larut ketika diteteskan minyak. Kloroform termasuk larutan non polar sedangkan larutan lainnya termasuk larutan polar.
Uji Kolesterol merupakan uji untuk mengetahui banyaknya kolesterol yang terkandung pada sampel. Dari hasil pengamatan minyak curah mengandung banyak kolesterol dengan jumlah positif 3 buah, mentega dan margarin tidak mengandung kolesterol, lemak hewan mengandung sedikit kolesterol dengan jumlah positif 2 buah, kolesterol murni mengandung kolesterol terbanyak dengan jumlah positif 3 buah, minyak kemasan mengandung sedikit kolesterol dengan jumlah positif 2 buah, semakin banyak positif semakin tinggi tingkat kolesterolnya.
Lipida, pada umumnya tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, aseton, benzena atau pelarut non polar lainnya. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil, karena bila dibiarkan, maka kedua caiaran akan terpisah menjadi dua lapisan. Sebailknya minyak dalam soda (Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam lemak yang bebas dalam larutan bereaksi membentuk sabun
Emulsi adalah dispersi atau suspensi  metastabil suatu cairan lain yang kedua tidak saling melarutkan. Supaya terbentuk emulsi yang stabil diperlukan suatu zat pengemulsi yang disebut emulsifier atau emulsifying agent yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan antara kedua fase cairan. Cara kerja emulsifier terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan permukaan, sehingga mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama lainnya. Bahan emulsifier dapat berupa : protein, gum, sabun, atau garam empedu.


7.    Alat dan Bahan :
1.      Penentuan Bilangan Asam
Alat :                                                       Bahan :                                            
            Erlenmeyer                                             Alkohol 95 %
            Gelas ukur                                              KOH 0,05 N
            Kompor listrik                                         Indikator Phenolphtalein (PP)
            Buret, statif, dan klem
            Krustang

2.      Uji Kelarutan Lemak
Alat :                                                       Bahan :
            5 tabung reaksi                                       Minyak Kelapa ( minyak curah)
            Gelas ukur                                               Alkohol 96 %
            Pipet tetes                                               Kloroform (CHCL3)
                                                    Air suling/aquades
                                                    Larutan Na2CO3 0,5 % /soda

3.      Uji Pembentukan Emulsi
Alat :                                                       Bahan :
            5 tabung reaksi                                       Minyak kelapa (minyak curah)
            Gelas ukur                                               Larutan Na2CO3 0,05 %
            Pipet tetes                                               Larutan sabun
                                                                            Aquades


4.      Uji Keasaman Minyak
Alat:                                                        Bahan :
            Gelas arloji                                             Minyak kelapa (minyak curah)
            Kertas indicator pH                                 Minyak jelantah

5.      Uji Kolesterol
Alat:                                                        Bahan
            2 tabung reaksi                                       Minyak kelapa (minyak curah)
            Gelas ukur                                               Mentega
            Pipet tetes                                               Asam asetat anhydrid (CH3CO)2O
                                                    Kloroform (CHCL3)
                                                    Asam asetat pekat (H2SO4)


8.    Prosedur Praktikum :
1.      Penentuan Bilangan Asam
a.      Timbang teliti 10 gr minyak curah, masukan ke dalam labu erlenmeyer
b.      Tambahkan 50 ml alkohol 95 % (netral)
c.       Panaskan sampai mendidih dan biarkan mendidih sambil dikocok perlahan-lahan
d.      Dinginkan dan tambah indikator phenolphtalein PP 4 tetes
e.      Titrasi dengan KOH 0,05 N sampai warna merah muda pucat yang tidak hilang selama 20-30 detik
f.        Lakukan standarisasi KOH
2.      Uji Kelarutan Lemak
a.      Siapkan 5 tabung reaksi, tiap tabung isi 1 ml aquades, alkohol 96 %, eter, kloroform, dan larutan Na2CO3
b.      Tambahkan 2 tetes minyak kelapa curah pada setiap tabung reaksi
c.       Kocok sampai homogen, biarkan beberapa saat
d.      Amati sifat kelarutannya (larut, tidak larut, terbentuk emulsi)
3.      Uji Pembentukan Emulsi
a.      Siapkan 5 tabung reaksi
b.      Isi 2 ml air dan 2 tetes minyak kelapa curah
c.       Isi 2 ml air dan 2 tetes minyak kelapa curah dan 2 tetes Na2CO3
d.      Isi 2 ml air dan 2 tetes minyak kelapa curah dan 2 tetes larutan sabun
e.      Isi 2 ml larutan protein 2 % dan 2 tetes minyak kelapa curah
f.        Kocok dengan kuat, biarkan beberapa saat
g.      Amati terjadinya pembentukan emulsi ( stabil dan tidak stabil )
4.      Uji Keasaman Minyak
a.      Masukan 1 ml minyak kelapa curah pada gelas arloji
b.      Uji dengan kertas lakmus
c.       Amati perubahan pada kertas lakmus
d.      Ulangi percobaan dengan minyak jelantah
5.      Uji Kolesterol
a.      Siapkan 2 tabung reaksi
b.      1 ml minyak kelapa
c.       5 tetes mentega cair
d.      Tambahkan 2 ml kloroform
e.      Tambahkan 1 ml asam asetat anhydrid
f.        Tambahkan 3 tetes asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi
g.      Kocok hati-hati, biarkan beberapa menit
h.      Amati perubahan warna (tes positif jika warna berubah dari merah, biru, dan hijau. Warna hijau yang timbul sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam darah).

9.    Hasil Praktikum dan Perhitungan           :
1.      Penentuan Bilangan Asam
Kel.
Jenis Lemak
Angka Asam
Rata-Rata KOH
1
Minyak Curah
0,1542
0,55
2
Minyak Jelantah
2,5899
9,25
3
Margarine
0,6566
2,40
4
Minyak Curah
0,2528
0,90
5
Minyak Jelantah
4,2349
15,10
6
Margarine
1,0100
3,75
7
Minyak Curah
0,2805
1,00

Perhitungan Kelompok 1
Jenis Lemak
Berat Minyak
Vol. KOH
Minyak Curah
10,0040 gram
0,50 ml
10,0054 gram
0,60 ml
Rata-Rata
10,0047 gram
0,55 ml



2.      Uji Kelarutan Lemak
a.      Minyak dengan alkohol 96% : Larut Sebagian
b.      Minyak dengan kloroform: Larut Seluruhnya
c.       Minyak dengan akuades: Tidak Larut
d.      Minyak dengan Na2CO3: Larut Sebagian
3.      Uji Pembentukan Emulsi
a.      Minyak + Air: Emulsi Tidak Stabil
b.      Minyak + Air + Na2CO3: Emulsi Stabil
c.       Minyak + Air + Laruta Sabun: Emulsi Stabil
4.      Uji Keasaman Minyak
a.      Minyak Curah: pH 5
b.      Minyak Jelantah: pH 5
5.      Uji Kolesterol
a.      Minyak Curah: Terbentuk warna pink, terdapat kolesterol
b.      Mentega: Tidak berubah warna, tidak terdapat kolesterol

10.    Pembahasan Hasil :
Pada praktikum kali ini, sampel yang diuji yaitu minyak curah, minyak jelantah, dan margarine. Pengujian yag dilakukan yaitu secara kuantitatif da kualitatif. Uju kuantitatif yang dilakukan yaitu penentuan bilangan asam. Uji kualitatif yang dilakukan yaitu uji kelarutan lemak, uji pembentukan emulsi, uji keasaman minyak, dan uji kolesterol. Untuk penentuan bilangan asam didapatkan angka asam sebesar 0,1542. Angka tersebut didapatkan dengan rata-rata dua kali pengulangan. Ulangan pertama, didapatkan berat minyak 10,0040 gram dengan hasil titrasi 0,5 ml. Ulangan kedua didapatkan berat minyak 10,0054 dengan hasil titrasi 0,6 ml.
Untuk pengujian kualitatif, pada pengujian uji kelarutan lemak didapatkan bahwa minyak curah dapat larut pada alcohol 96%, kloroform, dan Na2CO3 walaupun tingkat kelarutannya berbeda-beda. Pada alcohol 96% dan Na2CO3, minyak larut sebagian, tetapi pada kloroform, minyak larut seluruhnya. Pada uji pemebentukan emulsi, emulsi stabil saat minyak + air dicampurkan dengan Na2CO3 juga dengan larutan sabun. Sedangakn, saat minyak hanya dicampurkan dengan air, emulsi menjadi tidak stabil. Pada pengujian keasaman minyak, minyak curah dan minyak jelantah memilik pH 5, ii berarti minyak sudah tidak baik karena pH minyak yang seharusnya antara 6-7. Pada uji kolesterol, minyak curah yang ditambahkan asam asetat anhidrid, kloroform, dan asam sulfat pekat, warnanya berubah menjadi warna pink, ini berarti minyak curah mengandung kolesterol. Sedangkan, pada margarine tidak terjadi perubahan warna, ini berarti pada margarine tidak terkandung kolesterol.

11.    Kesimpulan :
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa angka asam yang baik pada minyak curah berkisar pada angka 0,2-0,3. Kemudian, setelah melakukan uji kelarutan lemak, dapat disimpulkan bahwa lemak hanya dapat larut pada larutan nonpolar seperti alcohol, eter, dan benzene. Hal ini dikarenakan lipid merupakan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Darii uji pembentukan emulsi, lemak hanya stabil jika dicampurkan dengan Na2CO3 dan larutan sabun. Pada uji keasaman minyak, didapatkan pH minyak jelantah dan minyak curah adalah 5, sedangkan pH yang baik untuk minyak seharusnya 6-7. Ini menandakan minyak curah dan minyak jelantah kualitasnya sudah menurun. Pada uji kolesterol, didapatkan bahwa minyak mengandung kolesterol da margarine tidak mengandung kolesterol

12.    Daftar Pustaka :
·      Winarno, F. G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama


ASUHAN GIZI

. PEMERINTAH DAERAH PROVINSI...................... RSU ............................... FORMULIR CATATAN ASUH...