Wednesday, March 28, 2012

Penentuan Reducing Sugar Metode Lane Eynon (hidrolisa)

1.    Judul Praktikum :
Penentuan Reducing Sugar Metode Lane Eynon (hidrolisa)

2.    Tanggal Praktikum :
Jumat, 23 Maret 2012

3.    Tujuan Praktikum :
a.      Tujuan Umum
Mengetahui adanya kadar gula pereduksi pada bahan pangan dengan metode Lane-Eynon.
b.      Tujuan Khusus
-            Menggunakan metode Lane-Eynon dengan cara hidrolisa.
-  Memahami reaksi–reaksi yang terjadi pada senyawa karbohidrat dengan metode Lane-Eynon.
-            Menghitung kadar gula pada bahan pangan dengan menggunakan tabel reducing sugar

4.     Prinsip
Gula mereduksi Cupro (Cu2+) dalam suasana alkali. Setelah semua kuper direduksi, gula akan mereduksi methylen blue menjadi methylen white.

5.    Reaksi :
- 2 Cu2+ + 2 OH- + 2e à Cu2O + H2O
- RCHO + 2OH- à RCOOH + H2O + 2e
- RCHO + 2 Cu2 + 4OH- à RCOOH + Cu2O + 2 H2O

6.    Tinjauan Pustaka :
Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksiketon atau polihidroksialdehid yang mengandung unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat sangatlah beragam sifatnya. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat adalah tipe molekulnya. Berbagai senyawa yang termasuk karbohidrat mempunyai berat molekul yang berbeda yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga 50.000 bahkan lebih.  Berbagai senyawa tersebut digolongkan menjadi tiga golongan yaitu golongan monosakarida, disakarida dan polisakarida.
Sebagian karbohidrat  bersifat gula pereduksi. Gula pereduksi adalah golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron. Contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi.
Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktivitas enzim, di mana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung.
Gugus aldehida atau gugus keton monosakarida dapat direduksi secara secara kimia menjadi , misalnya D-sorbito yang berasal dari D-glukosa.
Contoh gula nonpereduksi: sukrosa, rafinosa, stakiosa, dan verbakosa. Sukrosa tidak mempunyai gugus OH bebas yang reaktif karena keduanya sudah saling terikat, sedangkan laktosa mempunyai OH bebas pada atom C-1 pada gugus glukosanya, karena itu laktosa bersifat pereduksi sedangkan sukrosa bersifat nonpereduksi.
Fruktosa dikatakan gula non pereduksi, padahal dalam faktanya fruktosa adalah gula pereduksi karena mengandung gugus ketosa. Tetapi, gugus ketosa pada atom C no 2 fruktosa ini menyebabkan fruktosa tidak mempunyai atom H yang dapat mereduksi reagen, yang artinya fruktosa tidak dapat mereduksi reagen, sehingga fruktosa merupakan gula non pereduksi.
Beberapa metode kimia untuk penentuan monosakarida dan oligosakarida dipisahkan berdasarkan banyaknya agen perduksi yang dapat bereaksi dengan senyawa lain untuk diendapkan atau membentuk warna secara kuantitatif . Konsentrasi dari karbohidrat dapat ditentukan dengan metode gravimetri , spektrofometri, dan titrasi volumetri.
Penentuan gula dengan metode Lane-Eynon adalah dengan cara menitrasi reagen Soxhlet (larutan CuSO4, K-Na-tartat) dengan larutan gula yang diselidiki. Banyaknya larutan contoh yang dibutuhkan untuk menitrasi reagen Soxhlet dapatdiketahui banyaknya gula yang ada dengan melihat pada tabel Lane-Eynon. Agar diperoleh penentuan yang tepat maka reagen Soxhlet perlu distandarisasi dengan larutan gula standar. Standarisasi ini dikerjakan untuk menentukan besarnya faktor koreksi dalam menggunakan tabel Lane-Eynon.Pada titrasi reagen Soxhlet dengan larutan gula akan berakhir apabila warna larutan berubah dari biru menjadi tidak berwarna. Indikator yang digunakan pada cara ini adalah methilen biru.
Metode Lane-eynon adalah metode titrasi (volumetri) untuk penentuan gula pereduksi. Penentuan gula reduksi dengan metode ini didasarkan atas pengukuran standar yang dibutuhkan untuk mereduksi preaksi tembaga basa yang diketahui volumenya. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan hilangnya warna indikator metilen biru. Titik akhir titrasi merupakan jumlah yang dibutuhkan untuk mereduksi semua tembaga. (Apriyanto, 1989).
Titrasi lane eynon digunakan untuk menghitung kadar gula tereduksi. Melalui metode ini dapat diketahui sisa gula reduksi yang terdapat dalam larutan, sehingga dapat dihitung berapa konversi yang diperoleh.
Titrasi ini menggunakan indikator metilen biru. Perubahan warna yang terjadi adalah dari biru hingga semua warna biru hilang berganti menjadi kemerahan yang menandakan adanya endapan tembaga oksida. Warna dapat kembali menjadi biru karena teroksidasi oleh udara. Untuk mencegah hal tersebut, titrasi dilangsungkan dengan mendidihkan larutan yang dititrasi sehingga uap dapat mencegah kontak dengan udara dan mencegah terjadinya oksidasi kembali.
Metode ini didasarkan pada sifat aldehid dan keton yang dapat mereduksi larutan alkali, dalam hal ini digunakan tembaga tartrat yang dikenal sebagai larutan Fehling. Larutan Fehling yang digunakan merupakan campuran larutan tembaga sulfat dan laruta alkali tartrat. Gula reduksi merupakan reduktor kuat sedangkan Cu2+ merupakan oksidator lemah. Gula mereduksi Cu2+ membentuk endapan Cu2O yang berwarna merah bata.
Metode Lane-Eynon digunakan untuk menentukan dekstrosa , maltose dan gula terkait yang terkandung dalam sirup glukosa dengan cara mereduksi tembaga sulfat (CuSO4) dalam larutan fehling (Pancoast, 1980). Dalam pereaksi fehling ion Cu++ direduksi menjadi Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O
(Poedjiadi, 1994).
Metode Lane Eynon merupakan metode penentuan secara volumetri dengan pereaksi Fehling A dan Fehling B merupakan campuran garam saitgnette(C4H4KnaO6.4H2O) dan NaOH.
Gula Reduksi dengan larutan Fehling B akan membentuk enediol,yang kemudian enediol ini  akan bereaksi dengan ion kupri (Fehling A) akan membentuk ion kupro dan campuran dan campuran asam-asam. Selanjutnya ion kupro dalam suasana akan membentuk kupro oksida yang dalam keadaan panas mendidih akan mengendap menjadi endapan kupro oksida (Cu2O).
Terbentuknya endapan berwarna merah yaitu kupro oksida (Cu2O) akibat adanya reaksi reduksi oksidasi (redoks), gugus aldehid pada glukosa akan mereduksi ion tembaga (II) menjadi tembaga (I) oksida. Karena larutan bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya teroksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat yang sesuai. Persamaan untuk reaksi-reaksi ini selalu disederhanakan untuk menghindari keharusan menuliskan ion tartrat atau sitrat pada kompleks tembaga dalam rumus struktur. 

7.    Alat dan Bahan :
a.      Alat :                                                        b.  Bahan :
- Kompor listrik                                             - Jeruk
- Gelas kimia                                                - Larutan Fehling 1 (CuSO4)
- Gelas arloji                                                 - Larutan Fehling 2 (KOH dan Kna Tartrat)
- Gelas ukur                                                  - Akuades
- Mortar                                                        - HCl pekat
- Labu seukuran                                            - Bromthymol blue (BTB) 2%
- Buret dan klem buret                                 - Na2CO3 10%
- Erlenmeyer                                                - Methylen blue (MB) 2%
- Pipet tetes
- Pipet volumetrik
- Red ball
- Corong
- Kertas saring
- Batang pengaduk
8.    Prosedur Praktikum         :
a.      Timbang dengan teliti 5 gr bahan, haluskan dengan mortar.
b.      Tambahkan akuades 50 ml, masukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian tambahkan 2 ml HCl pekat, aduk hingga homogen.
c.       Panaskan dalam kompor selama 15 menit, dinginkan. Tambahkan indikator bromthymol blue 3 tetes.
d.      Netralkan dengan menambah Na2CO3 10% smpai larutan berwarna kehijauan.
e.      Pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu seukuran 250 ml. Tambahkan H2O sampai tanda batas.
f.        Kocok sampai homogen kemudian disaring, filtrat ditampung.
g.      Masukkan 5 ml tepat larutan fehling 1 dan 5 ml larutan fehling 2 dalam erlenmeyer, kemudian kocok (homogenkan).
h.      Masukkan filtrat bahan ke dalam buret.
i.        Tambahkan larutan bahan 15 ml dari buret ke dalam erlenmeyer yang berisi larutan fehling 1 dan fehling 2. Panaskan sampai mendidih.
j.        Tambahkan 3 tetes methylen blue, jika terbentuk warna biru, titrasi dalam keadaan mendidih sampai warna biru hilang.

9.    Hasil Perhitungan :
 
6,71 %

10.    Pembahasan Hasil :
Dari hasil praktikum, penentuan kadar gula pereduksi dengan metode Lane-Eynon dapat diketahui setelah fehling 1 dan fehling 2 dan larutan bahan (jeruk) ditambahkan indikator methylen blue. Jika pada erlenmeyer terbentuk warna biru, maka larutan harus dititrasi kembali dengan larutan bahan (jeruk) dalam keadaan mendidih. Titrasi dilanjutkan sampai warna biru pada larutan hilang. Tetapi jika warna larutan tetap hijau setelah ditambahkan methylen blue, maka titrasi tidak perlu dilakukan. Hal itu dapat terjadi karena gula sudah mereduksi cupro (Cu2+). Dari hasil praktikum yang kami lakukan, larutan bahan (jeruk) tetap berwarna hijau setelah ditambahkan methylen blu sehingga tidak perlu dititrasi lagi. Berarti gula pada jeruk sudah mereduksi cupro dalam keadaaan basa. Hasil perhitungan gula pereduksi pada air jeruk dengan menggunakan tabel reducing sugar yaitu sebesar 6,71 %.

11.    Kesimpulan :
Dari hasil praktikum diketahui bahwa pada jeruk terdapat kandungan gula pereduksi. Tetapi, pada metode hidrolisa ini, larutan jeruk tidak perlu dititrasi lagi. Gula sudah mereduksi cupro (Cu2+) dalam keadaan alkali. Dan didapatkan kandungan gula pereduksi pada jeruk sebesar 6,71 %.

12.    Daftar Pustaka :


2 comments:

  1. Hasil perhitungan tau tau nongol angka. Rumus nya mana ya?

    ReplyDelete
  2. Hasil perhitungan tau tau nongol angka. Rumus nya mana ya?

    ReplyDelete

ASUHAN GIZI

. PEMERINTAH DAERAH PROVINSI...................... RSU ............................... FORMULIR CATATAN ASUH...