LAPORAN PRAKTIKUM
1.
JUDUL LAPORAN
Penentuan Bilangan Iodium dan Penentuan Angka
Peroksida.
2.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari : Jumat
Tanggal : 4 Mei 2012
Waktu : 08.00-10.00 WIB
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar
3.
TUJUAN
a. Dapat menentukan mutu dan kualitas dari minyak.
b. Dapat menentukan bilangan iodium.
c. Dapat menentukan bilangan peroksida.
4.
PRINSIP
a.
Bilangan
Iodium
Adisi iodium
kedalam ikatan rangkap minyak atau lemak. Kelebihan iodium ditentukan secara
iodometri.
b.
Bilangan
Peroksida
Peroksida pada
minyak tengik akan memecah ikatan KI. I2 yang terbentuk ditentukan
secara iodometri.
5.
REAKSI
a.
Reaksi
Bilangan Iodium

b. Reaksi Bilangan
Peroksida



2R
6.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam keseharian
lemak biasa disebut
minyak. Dapat disebut lemak, bila pada suhu kamar dalam keadaan padat,
sedangkan berbentuk cair, maka disebut minyak. Terdapat lemak yang baik
dikonsumsi, ada pula jenis lemak yang sebaliknya dihindari sama sekali. Jenis
lemak yang baik untuk dikonsumsi adalah lemak tak jenuh. Lemak yang tidak baik
untuk dikonsumsi adalah lemak jenuh. Unsur utama dalam minyak adalah lemak,
yang dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu :
Lemak jenuh adalah lemak yang sulit
diuraikan menjadi unsur-unsur lain. Lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal
di antara atom-atom karbon penyusunnya. Lemak jenuh bersifat lebih stabil
daripada lemak tak jenuh. Lemak jenuh umumnya berhubungan dengan kolesterol.
Kebanyakan atau terlalu sering mengkonsumsi lemak ini akan berakibat buruk pada
kesehatan. Bermacam-macam penyakit dapat terjadi akibat penimbunan lemak jenuh.
Lemak Jenuh dapat menaikkan HDL (High Density Lipoprotein atatu kolesterol
baik) dan juga LDL (Low Density Lipoprotein atau kolesterol jahat). Lemak jenuh
terdapat dalam produk hewani. Semaki banyak konsumsi lemak jenuh, maka akan
semakin tinggi kadar kolesterol dalam darah. Contoh makanan yang mengandung
lemak jenuh adalah susu murni, keju berlemak, cokelat, daging, kelapa, mentega,
hati, ayam. Disamping efek buruk yang ditimbulkan lemak jenuh. Ternyata di sisi
lain memiliki keuntungan yaitu :
a. Lemak
jenuh melindungi hati dari alcohol dan racun lainnya, seperti Tylenol.
b. Lemak
jenuh meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
c. Lemak
jenuh diperlukan untuk penggunaan asam lemak penting dalam jumlah tepat.
Lemak
jenuh terdapat pula pada minyak kelapa atau kelapa sawit. Lemak jenuh pada
minyak kelapa merupakan lemak jenuh alami yang tidak mudah teroksidasi oleh
panas dan jarang menimbulkan reaksi inflamasi pada tubuh. Minyak kelapa berbeda
dengan lemak jenuh lain pada daging atau tanaman lain. Minyak kelapa mengandung
medium-chain fatty acids yang merangsang metabolisme, melindungi jantung dan
pembuluh darah, memperbaiki pencernaan, meningkatkan sistem imunnnn dan
melindungi dari infeksi.
Lemak tak jenuh mudah bergabung dengan unsur
lain dan membentuk molekul yang dibutuhkan tubuh, sehingga tidak terlalu
berbahaya. Lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara
atom-atom karbon penyusunnya. Keberadaan ikatan ganda pada lemak tak jenuh
menjadikannya memiliki dua bentuk yaitu
cis dan trans. Semua lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis. Lemak bentuk
trans hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis.
Lemak tak jenuh berbentuk cair atau lunak jika berada pada suhu ruangan. Lemak
ini dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Jenis lemak tidak jenuh ini
merupakan jenis lemak baik. Lemak ini terbagi dua yaitu tidak jenuh tunggal dan
lemak tidak jenuh ganda. Makanan yang mengandung lemak tidak jenuh tunggal
adalah zaitun, minyak kacang tanah, beberapa margarine yang non-dihidrogenasi,
almond, kacang mete. Sementara lemak tidak jenuh ganda bersumber dari makanan
yang mengandung omega 3 seperti ikan salmon, makarel, dan sarden, dan omega 6
seperti bunga matahari, kedelai, minyak jagung, walnut, almond, biji wijen dan
beberapa margarine non-dihidrogenasi. Lemak tak jenuh tunggal dapat menurunkan kadar
kolesterol darah maupun kolesterol LDL.
Lemak
Jenuh memiliki rantai pendek (butirat, kaproat), rantai sedang (kaprilat,
kaprat), rantai panjang (laurat, miristat, palmitat, stearat). Lemak tak jenuh
tunggal terdiri atas oleat yang memiliki 18 atom C. Sedangkan lemak tak jenuh ganda terdiri atas omega 3
yang berisi linoleat dan arachidonat. Omega 6 terdiri atas linoleat, EPA, DHA.
Lemak
tidak jenuh tunggal terkenal dengan nama asam lemak omega 9. Kadar MUFA dalam
plasma cukup tinggi yaitu 17 %, yang menggambarkan diperlukannya MUFA dalam
kehidupan sehari-hari. Lemak tak jenuh ganda atau PUFA nerupakan asam lemak
esensial yang dibutuhkan tubuh, tetapi tubuh tidak dapat mensintesisnya.
Jenis
Lemak trans akan meningkatkan kolesterol. Lemak ini terbentuk selama proses
kimiawi (misalnya proses pemasakan) yang disebut hidrogenasi. Hidrogenasi
adalah ketika sebuah lemak cair berubah menjadi lemak yang lebih padat.
Kebanyakan margarine mengandung lemak trans. Lemak trans berbahaya dan
sebaiknya dihindari karena jenis lemak trans bertindak sebagai lemak jenuh di
dalam tubuh manusia yang akhirnya dapat meningkatkan kolesterol.
Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk
menentukan derajat kerusakan pada lemak dan minyak. Asam lemak tidajk jenuh
dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida.
Peroksida dapat ditentuka dengan metode iodometri. Cara yang sering digunakan untuk menentukan bilangan
peroksida, berdasarkan pada reaksi antara alkali iodida dalam larutan asam
dengan ikatan peroksida. Iod yang dibebaskan pada reaksi ini kemudian dititrasi
dengan natrium tiosulfat. Penentuan peroksida ini kurang baik dengan cara
iodometri biasa meskipun bereaksi sempurna dengan alkali iod. Hal ini
disebabkan karena peroksida jenis lainnya hanya bereaksi sebagian. Di samping
itu, dapat terjadi kesalahan yang disebbabkan oleh reaksi antara alkali iodida
dengan oksigen dari udara (Ketoren, 1986).
Menurut Sudarmadji et al (1989) bahwa bilanganperoksida merupakan suatu
bilangan yang menentukan kualitas minyak. Peroksida dihasilkan karena adanya
reaksi oksidasi lemak, hasil lainnya antara lain asam lemak, aldehid, keton.
Girindra dan Soedarno (1988) menambhakan bahwa pada proses oksidasi, akan
dihasilkan sejumlah aldehid, asam bebas, dan peroksida organik. Untuk
mengetahui tingakta ketengikan dari minyak atau lemak, dapat dilakukan dengan
menentukan jumlah peroksida yang telah terbentuk pada minyak atau lemak
tersebut. Secara alam proses ketengikan tidak dapat dijelaskan secara
memuaskan, hanya diketahui bahwa lemak-lemak tidak jenuh khususnya asam oleat
ternyata lebih cepat menjadi tengik dibandingkan lemak jenuh.
Lemak yang tengik menimbulkan rasa tidak enak, bahkan
pada beberapa individu dapat menimbulkan keracunan ringan, dan merusak zat-zat
lain yang ada dalam makanan seperti karoten, vitamin A dan vitamin E.
Berlangsungnya proses oksidasi
tersebut dapat diamati dengan beberapa cara, salah satunya dengan mengamati
jumlah senyawaan hasil penguraian senyawaan peroksida (asam, alkohol , ester, aldehid, keton, dsb). Uji
peroksida ini pada dasarnya mengukur kadar senyawaan peroksida yang terbentuk
selama proses oksidasi. Cara ini biasa diterapkan untuk menilai mutu minyak
tetapi cara ini sangat sulit diterapkan
untuk jenis makanan yang berkadar lemak rendah.
Bilangan iodium mencerminkan ketidakjenuhan asam lemak
penyusun minyak dan lemak. Asam lemak tak jenuh mampu mengikat iod dan
membentuk senyawaan yang jenuh. Banyaknya iod yang diikat menunjukkan banyaknya
ikatan rangkap. Lemak yang tidak jenuh dengan mudah dapat bersatu dengan iodium
(dua atom iodium ditambahkan pada setiap ikatan rangkap dalam lemak). Semakin
banyak iodium yang digunakan semakin tinggi derajat ketidakjenuhan. Biasanya
semakin tinggi titik cair semakin rendah kadar asam lemak tidak jenuh dan
demikian pula derajat ketidakjenuhan (bilangan iodium) dari lemak bersangkutan.
Asam lemak januh biasanya padat dan asam lemak tidak jenuh adalah cair,
karenanya semakin tinggi bilangan iodium semakin tidak jenuh dan semakin lunak
lemak tersebut.
Bilangan iodium dinyataka sebagai banyaknya garam iod yang diikat oleh 100
gram minyak atau lemak. Penentuan bilangan iodium dapat dilakukan dengan cara
hanus atau cara Kaufmaun dan cara Von Hubl atau cara Wijs (Sudarmadji dkk,
1997). Pada cara hanus, larutan iod
standarnya dibuat dalam asam asetat pekat (glasial) yang berisi bukan saja iod
tetapi juga iodium bromida. Adanya iodium bromida dapat mempercepat reaksi.
Sedang cara Wijs menggunakan larutan iod dalam asam asetat pekat, tetapi
mengandung iodium klorida sebagai pemicu reaksi (Winarno, 1997).
7. ALAT
DAN BAHAN
·
Alat
1. Labu
Erlenmeyer
2. Gelas
Kimia
3. Gelas
Ukur
4. Kompor
Listrik
5. Corong
6. Buret
7. Statif
dan klem
8. Pipet
tetes, pipet 10 ml
·
Bahan
1. Minyak
curah, minyak jelantah 1 X , 2 X , 3 X pakai.
2. Pelarut
: 60 % asam asetat + 40 % Chloroform
3. Larutan
Na2S2O3 0,1 N
4. Aseton
5. Larutan
hanus
6. Larutan KI 15 %
7. Amilum
1%
8. Aquades
8.
PROSEDUR
a.
Bilangan
Iodium
1. Timbang
0,5 gr minyak, masukkan ke dalam Erlenmeyer bertutup.
2. Tambahkan
10 ml Chloroform, kocok.
3. Tambahkan
15 ml larutan hanus ( gunakan buret)
4. Tutup
Erlenmeyer, biarkan 30 menit sambil di kocok-kocok perlahan-lahan.
5. Tambahkan
10 ml larutan KI 15 %
6. Cuci
tutup erlenmeyer dan dinding dalam labu Erlenmeyer dengan 50 ml H2O
bebas (H2O dipanaskan sampai
mendidih kemudian dinginkan.)
7. Titrasi
dengan Na2S2O3 0,1 N sampai warna coklat muda, segera tambahkan
2 ml amilum 1%
8. Titrasi
diteruskan sampai warna biru gelap hilang (sebelum warna biru hilang,
Erlenmeyer ditutup dan kocok kuat-kuat, lanjutkan titrasi sampai warna biru
hilang).
9. Buat
balanko dengan prosedur yang sama, bahan diganti pelarut.
10. Lakukan
standarisasi Na2S2O3
b.
Bilangan
Peroksida
1. Timbang
5 gram minyak (jelantah) dalam 30 ml
pelarut yang terdiri dari 60 % asam asetat + 40 % Chloroform (18 ml asam asetat
+ 12 ml chloroform) dalam erlenmeyer
bertutup.
2. Tambahkan
1 ml larutan KI jenuh, kemudian tambahkan aseton, dan tambahkan larutan KI
lagi.
3. Kocok
erlenmeyer dengan gerakan memutar.
4. Titrasi
dengan larutan Na2S2O3 0,01 N sampai warna coklat muda. Tambahkan 1 ml
indikator amilum 1 %. Larutan berubah menjadi biru gelap.
5. Teruskan
titrasi sampai warna biru hilang
6. Lakukan
standarisasi Na2S2O3 0,01 N
9.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Standar
Mutu Minyak Goreng Berdasarkan SNI-3741-1995
No
|
Kriteria
|
Pernyataan
|
1.
|
Bau + rasa
|
Normal
|
2.
|
Warna
|
Muda Jernih
|
3.
|
Kadar Air
|
Max 0,3 %
|
4.
|
Berat Jenis
|
0,900 gr/liter
|
5.
|
Asam Lemak Bebas
|
Max 0,3 %
|
6.
|
Bilangan Peroksida
|
Max 2 mg/kg
|
7.
|
Bilangan Iodium
|
45-46 m/yod
|
8.
|
Bilangan Penyabuan
|
196 – 206
|
9.
|
Index Bias
|
1,448 – 1,450
|
10.
|
Campuran Logam
|
Max 0,1 mg/kg
|
Data Hasil Penentuan Bilangan Iodium dan Bilangan Peroksida
Kel
|
Angka
|
Bahan
|
||||
Iodium
|
Peroksida
|
M.Curah
|
Jelantah 1 x
|
Jelantah 2 x
|
Jelantah 3 x
|
|
1.
|
3,30
|
1,17
|
√
|
|||
2.
|
3,50
|
2,21
|
√
|
|||
3.
|
0,99
|
1,10
|
√
|
|||
4.
|
4,97
|
10,4
|
√
|
|||
5.
|
1,44
|
0,1
|
√
|
|||
6.
|
4,5
|
2,71
|
√
|
|||
7.
|
3,02
|
1,59
|
√
|
|||
8.
|
5,38
|
12,09
|
√
|
PERHITUNGAN
a.
Penentuan
Bilangan Iodium
Dik
: Berat Minyak Curah =
0,5183 gram = 518,3 mg
Volume Na2S2O3
blanko = 5,75 ml
Volume Bahan =
4,95 ml
Normalitas Na2S2O3 = 0,1 N
BM I2 =
213,36
Dit : Bilangan iodium………?
Jawab :


518,3
mg
= 3,30 m/yod
b.
Penentuan
Bilangan Peroksida
Dik : Berat Minyak Curah = 5,0894 gram
Volume Na2S2O3 = 0,60 ml
Normalitas Na2S2O3 = 0,01 N
Dit : Bilangan Peroksida………..?

Berat
Minyak (g)

5,0894 gram
= 1,17 mg
/ kg
10.
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini menentukan bilangan
iodium dan menentukan bilangan peroksida. Pada saat menentukan bilangan iodium,
hal pertama yang dilakukan adalah menimbang 0,5 gram minyak curah. Berat minyak
sebesar 0,5183 gram. Volume blanko 5,75 ml, volume bahan 4,95 ml. Setelah
dilakukan perhitungan didapatkan bilangan iodium sebesar 3,30 m/yod dengan
menggunakan minyak curah, angka yodium berkisar antara 0,99 sampai 5,38.
Sedangkan berdasarkan standar mutu minyak goreng angka iodium yang baik adalah
45-46 m/yod. Hal ini menunjukkan apabila semakin kecil angka yodium,maka minyak
pun semakin jenuh.
Sedangkan
dalam menentukan bilangan peroksida menggunakan minyak yang berbeda-beda. Saat
menggunakan minyak curah angka peroksida yang dihasilkan berkisar antara 0,1
sampai 1,17 mg/kg. Apabila menggunakan minyak jelantah 1X pakai menghasilkan
angka peroksida sebesar 2,21 dan 2,71 mg/kg. Angka ini merupakan angka yang
baik karena memenuhi standar mutu minyak goreng yaitu 2 mg/kg. Selanjutnya
dengan menggunakan minyak jelantah 2X pakai menghasilkan angka peroksida 1,10
dan 1,59 mg/kg. Dan yang terakhir dengan menggunakan minyak jelantah 3X pakai
menghasilkan angka peroksida yang besar yaitu 10,4 dan 12,09 mg/kg, hal ini
menunjukkan minyak semakin jelek dan tidak layak lagi untuk digunakan.
Dari
hasil praktikum diatas dimungkinkan terjdai beberapa kesalahan.
Kesalahan-kesalahan tersebut mungkin disebabkan karena ketidaktelitian dalam
menimbang bahan, pembacaan skala pada buret, kesalahan dalam mencampurkan
bahan, dan ketidaktelitian dalam
menentukan titik akhir titrasi. Hal tersebut dapat membuat hasil dari titrasi
kelebihan Na2S2O3.
11.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan dalam penentuan bilangan iodium dimana semua kelompok
menggunakan minyak curah didapatkan angka iodium bekisar antara 0,99 sampai
5,38 m/yod. Hal ini menunjukkan semakin kecil angka iodium menandakan minyak
semakin jenuh. Mutu standar angka iodium yang baik adalah 45-46 m/yod.
Sedangkan dalam menentukan bilangan
peroksida dimana setiap kelompok menggunakan minyak yang berbeda-beda. Angka
peroksida yang dihasilkan dengan menggunakan minyak curah adalah 0,1 dan 1,17
mg/kg. Sedangkan dengan menggunakan minyak jelantah 1X pakai menghasilkan angka
peroksida sebesar 2,21 dan 2,71 mg/kg. Angka tersebut merupakan angka ideal
atau angka yang baik karena mutu standar angka peroksida adalah maksimal 2
mg/kg. Apabila menggunakan minyak jelantah 2X pakai menghasilkan angka
peroksida sebesar 1,10 dan 1,59 mg/kg. Hal ini menunjukkan minyak masih baik
untuk digunakan. Dan minyak terakhir yang dipakai adalah minyak jelantah 3X
pakai menghasilkan bilangan peroksida yang besar yaitu sebesar 10,4 dan 12,09
mg/kg. Hal ini menunjukkan bahwa minyak sudah tidak layak lagi untuk
digunakan.Sehingga dapat disimpulkan minyak yang masih dapat dipakai adalah
minyak 1X – 2X pakai.
12.
DAFTAR PUSTAKA
Indrayatna . Lemak Jenuh dan Lemak Tak Jenuh.
[Online]. Tersedia : http://xamherbal.com/lemak-jenuh-dan-lemak-tak-jenuh/[5 Mei 2012]
Qauliya, Asta. Tak Semua Lemak Berbahaya Bagi
Kesehatan.[Online]. Tersedia: http://astaqauliyah.com/2006/08/tak-semua-lemak-berbahaya-bagi-kesehatan/[5 Mei 2012]
Rufiati, etna. 2011. Perbedaan Lemak Jenuh dan Tak
Jenuh.[Online]. Tersedia : http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/PerbedaanLemakJenu_EtnaRufiati_16374.pdf
[5 Mei
2012]
_________. 2010. Trigliserida (Lemak) dan Kaitannya
dengan Kolesterol. [Online]. Tersedia: http://informasitips.com/trigliserida-lemak-dan-kaitannya-dengan-kolesterol[5 Mei 2012]
________. 2010. Minyak dan Lemak, Mana Yang Sehat
Mana Yang Tidak ?.[Online]. Tersedia : http://majalahkesehatan.com/minyak-dan-lemak-mana-yang-sehat-mana-yang-tidak/[5 Mei 2012]
_______. 2011. Bilangan Peroksida. [Online]. Tersedia : http://smkkimiaindustri.com/index.php?option=com_content&view=article&id=59&Itemid=71&limitstart=11[9 Mei 2012]
_______. 2012. Bilangan Iodium.[Online]. Tersedia : http://www.scribd.com/doc/51938109/Bilangan-Iodium[9 Mei 2012]