Wednesday, January 22, 2014

Uji Kadar Glukosa dalam Darah

Uji Kadar Glukosa dalam Darah
jurnal ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah biokimia
262578_263952856949532_100000044607416_1177052_8095120_n.jpg
 





Nama Kelompok


        oleh
Nanda Amelia Ghaisani          P17331111004
Dessy Nursetiani Rahayu        P17331111025
Fanny Hermayati                    P17331111029


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN GIZI

2012


1.  Judul Praktikum :
UjiKadar GlukosadalamDarah                                               

2.  Tanggal Praktikum :
Kamis, 27 September 2012

3.  Tujuan Praktikum :
a.  Umum :
Melakukandeteksikarbohidratberdasarkankadarglukosadarahdenganbenar.
b.  Khusus :
1.
Menjelaskanprinsippenentuankadarguladarah.
2.
Mengetahuireaksi yang terjadipadapenentuankadarguladarah.
3.
Mengetahuialat yang dipakaipadapenentuankadarguladarah.
4.
Mempersiapkanbahan yang diperlukanuntukpenentuankadarguladarah.
5.
Memahamiprosedurpenentuankadarguladarahdenganbenar.
6. Melakukanujikadarguladarahdenganbenar.
7. Menginterpretasikanhasildaripenentuankadarguladarah.
8. Membuatsimpulandan saran darihasilpraktikum.

4.  Prinsip
Sampeldarahmengalirkedalamzonareaksi, setelahpemisahaneritrositdari plasma.d-glukosadioksidasimenjadi δ-d-gluconolactoneolehoksigendenganadanyaenzimoksidase glucose (GOD). Hydrogen peroksida (H2O2) yang dihasilkanmengoksidasi indicator denganadanyaenzimperoksidase (POD) membentukwarna (dye).Pewarna yang terbentukdengancarainiadalahsebandingdengankonsentrasiglukosasampel.

5. 

GOD
 
Reaksi:

POD
 
Glukosa + O2                     δ-d-gluconolactone + H2O2
H2O2 + Indikator                    Dye (warna) + H2O
Pada λ 642 nm, T: 37oC, t: 125 dtk, satuan mg/dl ataummol/liter

6.  Tinjauan Pustaka:
Metabolismeoksidatifglukosamenghasilkansebagianbesarenergi yang digunakandalamtubuh.Glukosaadalahsuatugulaenam-karbon yang sederhana.Glukosadalammakanansebagianbesarterdapatdalambentukdisakarida.Metabolismeglukosamenghasilkanasampiruvat, asamlaktat, danasetilkoenzimAsebagaisenyawa-senyawaantara. Oksidasilengkapglukosamenghasilkankarbondioksida, air, danenergi yang disimpansebagaisenyawafosfatberenergitinggiadeonintrifosfat (ATP).Apabilatidaksegeradimetabolisasiuntukmenghasilkanenergi, glukosadapatdisimpan di hatiatauototsebagaiglikogen, suatupolimer yang terdiridaribanyakresiduglukosadalambentuk yang dapatdibebaskandandimetabolisasisebagaiglukosa (Ronald A. et al 2002).
Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dalam hati dan otot rangka. Kadar glukosa dipengaruhi oleh 3 macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Hormon-hormon itu adalah : insulin, glukagon, dan somatostatin.
Insulin dihasilkan oleh sel-sel β, mendominasi gambaran metabolik. Hormon ini mengatur pemakaian glukosa melalui banyak cara : meningkatkan pemasukan glukosa dan kalium ke dalam sebagian besar sel; merangsang sintesis glikogen di hati dan otot; mendorong perubahan glukosa menjadi asam-asam lemak dan trigliserida; dan meningkatkan sintesis protein, sebagian dari residu metabolisme glukosa. Secara keseluruhan, efek hormone ini adalah untuk mendorong penyimpanan energi danmeningkatkanpemakaianglukosa.
Glukagon dihasilkan oleh sel-sel α, meningkatkan sintesis protein dan menstimulasi glikogenolisis (pengubahan glikogen cadangan menjadi glukosa) dalam hati; ia membalikkan efek-efek insulin. Somatostatin dihasilkan oleh sel-sel delta, menghambat sekresi glukagon dan insulin; hormone ini juga menghambat hormone pertumbuhan dan hormone-hormon hipofisis yang mendorong sekresi tiroid dan adrenal.
Saat setelah makan atau minum, terjadi peningkatan kadar gula darah yang merangsang pankreas menghasilkan insulin untuk mencegah kenaikan kadar gula darah lebih lanjut. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi. Adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kombinasi keduanya, akan berpengaruh terhadap konsentrasi glukosa dalam darah.
Penurunan kadar glukosa darah (hipoglikemia) terjadi akibat asupan makanan yang tidak adekuat atau darah terlalu banyak mengandung insulin. Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) terjadi jika insulin yang beredar tidak mencukupi atau tidak dapat berfungsi dengan baik; keadaan ini disebut diabetes mellitus. Apabila kadar glukosa plasma atau serum sewaktu (kapan saja, tanpa mempertimbangkan makan terakhir) sebesar ≥ 200 mg/dl, kadar glukosa plasma/serum puasa yang mencapai > 126 mg/dl, dan glukosa plasma/serum 2 jam setelah makan (post prandial) ≥ 200 mg/dl biasanya menjadi indikasi terjadinya diabetes mellitus.
Kadar glukosa puasa memberikan petunjuk terbaik mengenai homeostasis glukosa keseluruhan, dan sebagian besar pengukuran rutin harus dilakukan pada sampel puasa. Keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi kadar glukosa (mis. diabetes mellitus, kegemukan, akromegali, penyakit hati yang parah, dsb.) mencerminkan kelainan pada berbagai mekanisme pengendalian glukosa.
Uji gula darah post prandial biasanya dilakukan untuk menguji respons penderita terhadap asupan tinggi karbohidrat 2 jam setelah makan (sarapan pagi atau makan siang).Untuk kasus-kasus hiperglikemia atau bahkan hipoglikemia yang tak jelas, biasanya dilakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO). TTG oral dipengaruhi oleh banyak variable fisiologik dan menjadi subjek dari bahan interpretasi diagnostik yang berbeda-beda. Uji toleransi glukosa intravena jarang diindikasikan untuk tujuan diagnosis.
Dahulupengukuranglukosadarahdilakukanterhadapdarahlengkap, tetapisekarangsebagianbesarlaboraturiummelakukanpengukurankadarglukosadalam serum. Karenaeritrositmemilikikadar protein (yaitu hemoglobin) yang lebihtinggidaripada serum, serum memilikikadar air yang lebihtinggisehinggabiladibandingkandengandarahlengkap serum melarutkanlebihbanyakglukosa. Untukmengubahglukosadarahlengkap, kalikannilai yang diperolehdengan 1,15untukmenghasilkankadarglukosa serum atau plasma.
Pengumpulan darah dalam tabung bekuan untuk analisis serum memungkinkan terjadinya metabolisme glukosa dalam sampel oleh sel-sel darah sampai terjadi pemisahan melalui pemusingan (sentrifugasi). Jumlah sel darah yang tinggi dapat menyebabkan glikolisis yang berlebihan sehingga terjadi penurunan kadar glukosa. Untuk mencegah glikolisis tersebut, serum harus segera dipisahkan dari sel-sel darah.
Suhu lingkungan tempat darah disimpan sebelum diperiksa turut mempengaruhi tingkat glikolisis. Pada suhu kamar, diperkirakan terjadi penurunan kadar glukosa 1-2% per jam. Sedangkan pada suhu lemari pendingin, glukosa tetap stabil selam beberapa jam di dalam darah.Penambahan natrium fluoride (NaF) pada sampel darah dapat menghambat glikolisis sehingga kadar glukosa dapat dipertahankan bahkan dalam suhu kamar.
Pengambilan darah harus dilakukan pada lengan yang berlawanan dengan lengan tempat pemasangan selang IV. Pengambilan darah pada lengan yang terpasang selang IV dapat dilakukan asalkan aliran selang dihentikan paling tidak selama 5 menit dan lengan diangkat untuk mengalirkan cairan infuse menjauhi vena-vena. Pencemaran 10% oleh cairan dextrose 5% (D5W) dapat meningkatkan kadar glukosa dalam sampel sebesar 500 mg/dl atau lebih.
Darah arteri, vena, dan kapiler memiliki kadar glukosa yang setara pada keadaan puasa, sedangkan setelah makan, kadar vena lebih rendah daripada arteri atau kapiler.Untuk uji glukosa darah puasa, penderita diminta berpuasa selama 10 jam sejak malam sebelum diambil darah (misalnya mulai puasa jam 9 malam). Selama berpuasa penderita tidak boleh melakukan akitifitas fisik yang berat, tidak boleh merokok, dan tetap diperbolehkan minum air putih. Pagi hari setelah puasa (misalnya jam jam 8 pagi), penderita diambil darah vena 3-5 ml dikumpulkan dalam tabung bertutup merah (tanpa antikoagulan) atau dalam tabung tutup abu-abu (berisi NaF). NaF digunakan untuk mencegah glikolisis yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium. Penderita diminta untuk makan dan minum seperti biasa, lalu puasa lagi selama 2 jam. Selama berpuasa penderita tidak boleh melakukan akitifitas fisik yang berat, tidak boleh merokok, dan tetap diperbolehkan minum air putih.
Untuk uji glukosa post prandial, penderita diambil darah vena sebanyak 3-5 ml tepat dua jam setelah makan, dan dikumpulkan dalam tabung bertutup merah (tanpa antikoagulan) atau dalam tabung tutup abu-abu (berisi NaF). Darah yang telah diperoleh disentrifus, kemudian serum atau plasmanya dipisahkan dan diperiksa kadar glukosa.Untuk uji glukosa darah sewaktu atau acak/random, penderita tidak perlu puasa dan pengambilan dapat dilakukan di sembarang waktu.
Terdapatduametodologiutamaberbeda yang telahdigunakanuntukmengukurglukosa.Metodologi lama adalahmetodologikimiawi yang memanfaatkansifatmereduksiglukosa yang nonspesifikdalamsuatureaksidenganbahanindikator yang memperolehatauberubahwarnaapabilatereduksi.Karenasenyawa-senyawa lain yang adadalamdarahjugadapatmereduksi (misal, urea, yang dapatmeningkatcukupbermaknapada uremia), denganmetodereduksi, kadarglukosadapatlebihtinggi 5 sampai 15 mg/dLlebihakuratdibandingkankadarglukosa yang diperolehdenganmetodeenzimatik (yang lebihspesifikuntukglukosa). Metode-metodeenzimatikiniumumnyamenggunakanenzimglukosaoksidaseatauheksokinase, yang bekerjapadaglukosa, tetapitidakpadagula lain dantidakpadabahanpereduksilain(Ronald A. et al 2002).
Perubahanenzimatikglukosamenjadiproduk, sekarangdikuantifikasipadaautomated chemistry analyzer berdasarkansuaturaksiperubahanwarnasebagaireaksiterakhirdariserangkaianreaksikimiaatauberdasarkankonsumsioksigenpadasuatuelektrodapendeteksioksigen.Denganmelakukanbeberapapengukurandalamwaktubeberapamenit, chemistry analyzer (mesinpenganalisiskimiawi) modern dapatmenghitunglajureaksi, yang setaradengankonsentrasiglukosa.Analisiskinetikinisecarateknislebihdisukaidaripadaanalisistitikakhir, yang hanyamengukurjumlahprodukakhir.Secaraumum, untukbanyakpengukurankimiawi, biasanyaanalisiskinetiklebihbaikdaripadaanalisistitikakhirkarenawaktu yang diperlukanuntukmasing-masingpengukuranlebihsingkatdanjugakarenainterferensi yang terjadipadaanalisistitik-akhirdapatdiatasidenganpengukuranlajureaksi.
Dahulu, glukosa diperiksa dengan memanfaatkan sifat mereduksi glukosa yang non spesifik dalam suatu reaksi dengan bahan indikator yang memperoleh atau berubah warna jika tereduksi. Karena banyak jenis pereduksi lain dalam darah yang dapat bereaksi positif, maka dengan metode ini kadar glukosa bisa lebih tinggi 5-15 mg/dl.
Sekarang, pengukuran glukosa menggunakan metode enzimatik yang lebih spesifik untuk glukosa. Metode ini umumnya menggunakan enzim glukosa oksidase atau heksokinase, yang bekerja hanya pada glukosa dan tidak pada gula lain dan bahan pereduksi lain. Perubahan enzimatik glukosa menjadi produk dihitung berdasarkan reaksi perubahan warna (kolorimetri) sebagai reaksi terakhir dari serangkaian reaksi kimia, atau berdasarkan konsumsi oksigen pada suatu elektroda pendeteksi oksigen. Chemistry analyzer (mesin penganalisis kimiawi) modern dapat menghitung konsentrasi glukosa hanya dalam beberapa menit.
Di luar laboratorium, sekarang banyak tersedia berbagai merek monitor glukosa pribadi yang dapat digunakan untuk mengukur kadar glukosa darah dari tusukan di ujung jari. Alat ini cukup bermanfaat untuk mengetahui kadar glukosa darah dan untuk menyesuaikan terapi. Namun, alat ini memiliki kekurangan dimana hasil pengukuran terpengaruh oleh kadar hematokrit dan juga protein serum; kadar hematokrit yang rendah dapat meningkatkan secara semu kadar glukosa darah, dan sebaliknya (efek serupa juga berlaku untuk protein serum yang rendah atau tinggi). Oleh sebab itu, penderita harus secara berkala membandingkan hasil pengukuran alatnya dengan pengukuran glukosa laboratorium klinik (baku emas) untuk memperkirakan kemungkinan interferensi fisiologik serta fluktuasi fungsi alat mereka.
Nilai Rujukan
:
  • Gula darah sewaktu
Dewasa : Serum dan plasma : sampai dengan 140 mg/dl; Darah lengkap : sampai dengan 120 mg/dl
Anak : sampai dengan 120 mg/dl
Lansia : Serum dan plasma : sampai dengan 160 mg/dl; Darahlengkap : sampai dengan 140 mg/dl.
  • Gula darah puasa
Dewasa : Serum dan plasma : 70 – 110 mg/dl; Darah lengkap : 60 – 100 mg/dl; Nilai panik : kurang dari 40 mg/dl dan > 700 mg/dl
Anak : Bayi baru lahir : 30 – 80 mg/dl; Anak : 60 – 100 mg/dl
Lansia : 70 – 120 mg/dl.
  • Gula darah post prandial
Dewasa : Serum dan plasma : sampai dengan 140 mg/dl; Darah lengkap : sampai dengan 120 mg/dl
Anak : sampai dengan 120 mg/dl
Lansia : Serum dan plasma : sampai dengan 160 mg/dl; Darah lengkap : sampai dengan 140 mg/dl.
Masalah Klinis
Peningkatan kadar (hyperglycaemia) : diabetes mellitus, asidosis diabetik, hiperaktivitas kelenjar adrenal (sindrom Chusing), akromegali, hipertiroidisme, kegemukan (obesitas), feokromositoma, penyakit hati yang parah, reaksi stress akut (fisik atau emosi), syok, kejang, MCI akut, cedera tabrakan, luka bakar, infeksi, gagal, ginjal, hipotermia aktifitas, pankreatitis akut, kanker pankreas, CHF, sindrom pasca gastrektomi (dumping syndrome), pembedahan mayor. Pengaruh obat : ACTH; kortison; diuretik (hidroklorotiazid, furosemid, asam etakrinat); obat anestesi, levodopa.
Penurunan kadar (hypoglycaemia) : reaksi hipoglikemik (insulin berlebih), hipofungsi korteks adrenal (penyakit Addison), hipopituitarisme, galaktosemia, pembentukan insulin ektopik oleh tumor/kanker (lambung, hati, paru-paru), malnutrisi, ingesti alkohol akut, penyakit hati yang berat, sirosis hati, beberapa penyakit penimbunan glikogen, hipoglikemia fungsional (aktifitas berat), intoleransi fruktosa herediter, eritroblastosis fetalis, hiperinsulinisme. Pengaruh obat : insulin yang berlebih, salisilat, obat antituberkulosis.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium
·       Obat-obatan (kortison, tiazid, “loop” diuretik) dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
·       Trauma, stress dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
·       Penundan pemeriksaan serum dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah.
·       Merokok dapat meningkatkan kadar gula darah serum.
·       Aktifitas yang berat sebelum uji laboratorium dilakukan dapat menurunkan kadar gula darah.

7.  Alat dan Bahan:
     Alat :                                                             Bahan :                                           
     Reflotron                                                       Sampeldarah
     Pipetkapilet                                                  Tes strip reflotron
     Lancet                                                           Alkohol 70%
     Softclick
     Kapas

8.  Prosedur Praktikum:
1.    Bersihkanjaritangan yang akandilukaidengankapasberalkohol 70%.
2.    Lukaijaritangandengan lancet soft click.
3.    Usapdarahpertama yang keluardengankapas.
4.    Ambilsampeldarahdengan pipet reflotronsampai volume specimen untukaplikasi 30 µl (hindariterjadigelembung).
5.    Teteskansampeldarahke strip tespadazonaaplikasimerah (xx), berhati-hatiuntuktidakmenyentuhzonaaplikasidenganujung pipet.
6.    Masukantes strip padaalatbacarelotron.

9.  HasilPraktikumdan Perhitungan       :
Kadar GlukosadalamDarah


Bukan DM
BelumPasti
DM
GDPP
Plasma Vena
< 100 mm/dl
100-199 mm/dl
> 200 mm/dl
DarahKapiler
< 90 mm/dl
90-199 mm/dl
> 200 mm/dl
GDP
Plasma Vena
< 100 mm/dl
100-125 mm/dl
> 126 mm/dl
DarahKapiler
< 90 mm/dl
90-99 mm/dl
> 100 mm/dl

KELOMPOK
GULA DARAH
1
72 mg/dl   (Puasa) Dessy
2
122 mg/dl (Tidak Puasa) Gina
3
71 mg/dl   (Puasa) Fitri
4
65 mg/dl   (Tidak Puasa) Lanny
5
94 mg/dl   (Tidak Puasa) Ahsanil Fikri

10.  PembahasanHasil :
Pada praktikum kali ini kami melakukan uji kadar glukosa dalam darah. Dari hasil praktikum, dapatdiamatibahwakadarglukosadarahsampelberkisarpadaangka72 mg/dl - 122 mg/dl. Kadar glukosadarahitu pun bervariasidarisampel yang melakukanpuasadan yang tidakmelakukanpuasa.Sampel yang melakukanpuasa 10 – 12 jam memilikikadarglukosa71 mg/dl dan 72 mg/dl. Sedangkansampel yang tidakmelakukanpuasamemilikikadarglukosa122 mg/dl, 65 mg/dl, dan94 mg/dl. Umumnya, kadarglukosa orang yang tidakberpuasalebihtinggidibandingkandengankadarglukosa orang yang berpuasa. Hal inidapat diindikasikan homeostasis glukosa secara keseluruhan, terutama asupan makanan yang diperoleh oleh tubuh berkurangdibandingkan dengan yang tidak puasa. Orang yang tidakberpuasakadar gula darahnya jauh lebih tinggi dan dapat memicu konsentrasi insulin tinggi sedangkan konsentrasi glukagon rendah.Dalam hal ini berhubungan dengan plasma darah yang memiliki fungsi sebagai medium perantara untuk penyaluran makanan, mineral, lemak, glukose dan asam amino kejaringan. Begitu juga dengan medium mengangkat bahan buangan seperti urea, asam urat dan karbondioksida.
Untuk data kadarglukosa, kelompok2 dankelompok5 yang tidakberpuasakadarglukosanyamemanglebihtinggidarikadarglukosakelompok1dankelompok3 yang berpuasa. Akan tetapi, sampeldarikelompok4, kadarglukosanyalebihrendahdari yang tidakberpuasa. Hal inibisadikarenakansampel di kelompok4memilikihipoglikemia (kadarguladarahrendah). Selainitu, kadarguladarahjugadapatdipengaruhiolehumur, hormon, proporsitubuh (beratbadandantinggibadan), tingkat stress, danjeniskelamin.


11.  Kesimpulan :
Dari hasilpraktikum, dapatdisimpulkanbahwakadarglukosadalamdarahuntuksemuakelompokadalah normal, meskipun ada salah satu kelompok yang kadar gulanya 122 mg/dl tetapi hal ini belum pasti terkena diabetes mellitus dan masih dianggap normal. Kelompok 1 memilikikadarglukosa 72 mg/dl, kelompok 2 sebesar122 mg/dl, kelompok 3 sebesar 71 mg/dl, kelompok 4 sebesar65 mg/dl, dankelompok 5 sebesar94 mg/dl. Hal iniberarti, sampelpadakelompok 1 sampaikelompok 5 tidakberisikoterserang diabetes mellitus.









12.  Daftar Pustaka :

No comments:

Post a Comment

ASUHAN GIZI

. PEMERINTAH DAERAH PROVINSI...................... RSU ............................... FORMULIR CATATAN ASUH...